Malang, Suara gong – Penduduk Gaza rutin berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari keselamatan, terakhir adalah wilayah Rafah. Sebuah kawasan sepanjang perbatasan Jalur Gaza, Palestina, dan Mesir.
Selama sebagian besar abad ke-20 dan ke-21, Rafah terbelah menjadi separuh bagian timur di wilayah Gaza, serta setengah di bagian barat berada di wilayah Mesir. Kota Rafah yang berbatasan langsung dengan Laut Mediterania merupakan ibu kota Provinsi Rafah di Jalur Gaza. Terletak di ujung selatan Gaza, Kota Rafah adalah salah satu dari tiga kota besar di wilayah ini. Dua kota besar lainnya, yakni Gaza City di utara dan Khan Younis di bagian tengah
Namun ketakutan penduduk benar-benar menjadi nyata. Bernasib sama seperti Kota Khan Younis yang mengalami kehancuran total, termasuk rumah tinggal, infrastruktur sipil, dan fasilitas medis dasar akibat gempuran total Zionis Israel.
Sekitar 191.000 jiwa dari total 260.000 orang di Provinsi Rafah telah porak poranda. Benar-benar tidak ada tempat aman di Palestina. Tempat yang merupakan satu-satunya perbatasan yang memungkinkan penduduk keluar masuk Gaza kini dibawah gempuran total Israel.
All Eyes On Rafah
Tajuk kalimat ‘All Eyes on Rafah’ yang digaungkan di semua media international merupakan sebuah dukungan yang diberikan oleh pengguna media sosial atau netizen bagi Palestina.
Hal ini erat kaitannya dengan serangan yang kembali dilakukan oleh pihak Israel kepada para pengungsi Gaza. Postingan dan gerakan ‘All Eyes on Rafah’, terdapat juga berbagai postingan yang menunjukkan sebuah desain bertuliskan ‘All Eyes on Rafah’ yang menggambarkan lokasi pengungsian yang padat. Postingan ini pun juga ramai dibagikan di berbagai media sosial oleh para penggunanya.
Beberapa foto yang tersebar di media sosial terkait peristiwa tersebut menjadi sorotan bagi publik di seluruh dunia. Foto tersebut menunjukkan, para pengungsi Palestina yang masih selamat mencoba untuk menggali reruntuhan sisa kebakaran untuk mencari korban yang tertimbun di bawahnya. Baik yang terluka maupun mereka yang telah kehilangan nyawanya.
Seruan ‘All Eyes on Rafah’ mengaak masyarakat dunia agar tak acuh terhadap genosida yang terjadi di Gaza. Seluruh dunia diminta benar-benar mengamati dan memantau perkembangan di daerah tersebut, tempat pengungsian sekitar 1,4 juta warga Gaza.
Baca Juga : Gencatan Senjata, Israel Tak Sepakat
Gerakan yang dilakukan organisasi dan kelompok negosiasi seperti Save the Children, Oxfam, American for Justice in Palestine Action, Jewish Voice for Peace, dan Palestine Solidarity Campaign mengulangi seruan ‘All Eyes on Rafah’ hingga jadi viral dan memancing gerakan yang lebih besar.
Salah satu video yang populer di TikTok datang dari penyanyi pop berdarah Amerika-Palestina, Zach Matari. Ia mengunggah slogan tersebut di akun TikTok-nya dan menghimpun jutaan view. (Ind)
Comments 1