Type to search

Gaya Hidup Hiburan

Review “I Know What You Did Last Summer” Reboot 2025

Share
Kalau kamu penggemar film horor remaja era 90-an, I Know What You Did Last Summer reboot ini bisa jadi nostalgia trip yang menyenangkan

SUARAGONG.COM – Siapa yang masih ingat dengan film horor remaja legend satu ini yang berjudul I Know What You Did Last Summer?. Dibuat terburu-buru setelah sukses tak terduga Scream (1996). Film ini memang selalu hidup dalam bayang-bayang ‘pendahulunya’ itu. Mereka sama-sama menampilkan kesegaran baru yang ditulis oleh Kevin Williamson. Tapi I Know What You Did Last Summer sejak awal memang lebih sederhana, lebih lurus, dan lebih… ya, agak konyol. Menjadikan daya tarik yang istimewa bagi film ini. Sebuah Sekuel berdarah yang unik dan diwariskan turun temurun yang akhirinya hadir di tahun 2025 ini.

Review “I Know What You Did Last Summer” Reboot

Kalau Scream mencoba mengubah aturan main genre horor, I Know What You Did Last Summer justru seperti membuntuti doang. Franchise-nya juga sempat melenceng jauh: ada sekuel absurd berlatar Bahamas (I Still Know What You Did Last Summer) sampai prekuel murah yang dilempar langsung ke video (I’ll Always Know What You Did Last Summer). Orang-orang akhirnya udah nggak peduli lagi siapa yang melakukan apa musim panas lalu, dan genre ini ikut mati perlahan.

Tapi karena Hollywood lagi bernostalgia di era milenial, sekarang giliran si nelayan misterius (dengan kail andalannya) balik lagi di serial film ini untuk meneror. Masih bertarung di bawah bayang-bayang Ghostface yang suka ngoceh soal perkembangan film horor modern. BTW, sempat juga ada versi serial TV-nya yang… yaa, mending dilupain aja.

Balik Lagi dengan Sentuhan Baru

Dengan ekspektasi yang diturunkan, Versi reboot ini ternyata cukup menghibur. BIla melihat sinopsisnya, Rumusnya masih sama: sekelompok anak muda melakukan kesalahan, lalu dihantui karenanya. Tapi tentu dengan sentuhan kekinian ala 2020-an. Versi baru ini mempertemukan generasi lama dan baru. Membawa angin nostalgia dengan tampilan visual baru, Menarik sepertinya.

Jennifer Love Hewitt (yang kini nongol di serial TV 9-1-1) dan Freddie Prinze Jr. (yang entah main di film apa belakangan ini) kembali sebagai karakter lama mereka. Meski dulu perannya cuma seperti pion catur, kali ini mereka tampil cukup solid—bahkan chemistry mereka terasa lebih kuat dibanding cameo para bintang Scream terbaru.

Seperti Laurie Strode-nya Jamie Lee Curtis di Halloween H20, Julie James kini bekerja sebagai dosen dan kembali ke kampung halamannya, Southport, setelah sekelompok anak muda menerima catatan misterius setahun setelah kecelakaan yang bisa dihindari. Pemeran baru seperti Chase Sui Wonders (Bodies Bodies Bodies), Madelyn Cline (Glass Onion), dan Sarah Pidgeon (Stereophonic) tampil kuat, meski naskahnya agak membatasi ruang gerak mereka.

Baca Juga : Sekuel Film Horor “Ready or Not: Here I Come” Selesai Syuting

Skrip Kocak tapi Gak Sepenuhnya Nendang

Sutradara sekaligus penulis Jennifer Kaytin Robinson (yang sukses dengan komedi remaja Do Revenge) mencoba mengacak pola lama film ini. Sayangnya, dia agak terlalu ribet mengutak-atik alur dan gagal memberi alasan kuat kenapa karakter-karakternya nggak jujur dari awal soal kecelakaan itu.

Tapi Robinson paham bahwa dua film awal punya kesungguhan di balik kemasan horor studio-nya, dan versi barunya tampil super glossy, benar-benar seperti “film sungguhan”—nggak kayak Scream 2022 yang terasa kayak produksi Netflix. Film ini cukup serius tanpa terlalu mencoba sok tahu.

Bagian humor sih ada, tapi terasa “LA banget”—misalnya nyindir soal meditasi dan astrologi, tapi nggak dikembangkan lebih jauh. Aneh juga, mengingat vaping bahkan nggak disinggung sebagai lelucon. Nggak mengganggu sih, tapi ya nggak se-lucu yang seharusnya juga.

Baca Juga : Film Horor Pabrik Gula Sukses Tampil Perdana di Amerika Serikat

Adegan-adegan mautnya lumayan brutal, tapi sayang, rasa tegangnya justru turun. Robinson tampak lebih nyaman dengan misteri ala sinetron, dan dia sadar banget bahwa akar franchise ini berasal dari novel remaja tahun 70-an. Ada nuansa Scooby Doo yang terasa, bahkan salah satu karakternya sempat nyebut langsung soal kartun itu.

Finalenya punya plot twist ganda yang kurang menegangkan (mungkin karena dua-duanya terjadi siang bolong?), tapi tetap terasa absurd dan menyenangkan. Bahkan ada cameo dalam mimpi dan adegan mid-credit yang super “fanfic banget”—nyaris kayak after credit-nya film Marvel. (Sebagai remaja 90-an, saya merasa disasar banget—dan, jujur aja, berhasil.)

Akhir yang Seru, Meski Mungkin Ini yang Terakhir

Meski buzz awal bilang bahwa generasi muda nggak tahu “apa yang terjadi musim panas lalu”. Dan generasi tua udah nggak peduli. Meski begitu Film ini tetap punya daya tarik. Di tengah serbuan reboot (Clueless, Legally Blonde, Urban Legend udah ngantri), Robinson berhasil bikin versi ini jadi cukup menyenangkan walau nggak terlalu penting. Mungkin nggak akan ada next summer, tapi buat yang terakhir? Lumayan menghibur juga.

Kalau kamu penggemar film horor remaja era 90-an, reboot ini bisa jadi nostalgia trip yang menyenangkan. Meski nggak semua aspek berjalan mulus disini. Setidaknya, kita tahu apa yang mereka lakukan musim panas ini?. (Aye/sg)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *