Revitalisasi Alun-Alun Probolinggo Gagal Kontrak, Pemkot Siapkan Tender Ulang
Share

SUARAGONG.COM – Proyek revitalisasi Alun-Alun Kota Probolinggo senilai Rp8 miliar resmi dinyatakan gagal kontrak. Penyebabnya, penyedia jasa pemenang tender, yakni CV Dua Putri Pertahanan asal Sidoarjo, tidak memenuhi syarat administrasi dan teknis yang sudah ditetapkan. Akibatnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Probolinggo harus menyiapkan tender ulang dalam waktu dekat.
Revitalisasi Alun-Alun Probolinggo Senilai Rp 8 Miliar Gagal Kontrak
Kepala Dinas PUPR-PKP Kota Probolinggo, Setyorini Sayekti, menjelaskan pada Selasa (19/8/2025) bahwa penyedia tidak mengembalikan Surat Penunjukan Penyedia Jasa (SPPJ) serta gagal menunjukkan dana minimal 10 persen di rekening.
“Batas waktu perbaikan sudah lewat sejak 15 Agustus. Jadi secara regulasi penyedia dinyatakan gagal berkontrak,” ungkapnya.
Baca Juga : Revitalisasi Alun-Alun Kota Malang Ditarget Selesai Akhir Tahun
Anggaran dan Rencana Awal
Proyek revitalisasi ini sebelumnya dipatok dengan nilai pagu Rp9,45 miliar dan telah dianggarkan Rp8 miliar. Rencana besar yang disiapkan meliputi penataan ruang terbuka hijau, pedestrian, serta penertiban PKL dan relokasi Car Free Day (CFD) dari kawasan alun-alun.
Namun, kegagalan kontrak membuat rencana itu harus diatur ulang.
Tender Ulang dan Waktu yang Mepet
Karena hanya ada satu pemenang tender tanpa cadangan, Pemkot mau tidak mau harus melakukan tender ulang. Proses ini diperkirakan butuh waktu sekitar 1,5 bulan.
“Dengan sisa waktu tiga bulan di tahun anggaran 2025, sementara DED saja biasanya butuh empat bulan, tentu proyek ini sangat rawan molor,” kata Setyorini.
Sebagai langkah mitigasi, Pemkot akan berkonsultasi dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Tujuannya mencari solusi teknis agar pengerjaan bisa tetap jalan meski waktu sangat terbatas.
Selain itu, pengerjaan bakal dilakukan bertahap. Titik-titik prioritas akan dikebut pada 2025, sedangkan sisanya dilanjutkan di tahun berikutnya.
“Penyedia baru nanti juga harus kuat modalnya, pakai sistem cash and carry. Supaya tidak tergantung pencairan dana proyek dan risiko putus kontrak bisa ditekan,” tegas Setyorini.
Baca Juga : Alun-Alun Kota Probolinggo Sepi Usai Ditutup
Tantangan Cuaca dan Hilangnya Waktu
Kegagalan kontrak ini membuat Pemkot kehilangan waktu berharga. Apalagi pengerjaan akan bertepatan dengan musim hujan akhir tahun, yang berpotensi menghambat progres pembangunan.
“Cuaca yang tak menentu jelas jadi tantangan tambahan bagi penyedia baru,” imbuh Setyorini.
Meski ada hambatan, Pemkot Probolinggo menegaskan revitalisasi Alun-Alun tetap jalan. Proyek ini termasuk program prioritas wali kota sehingga harus tuntas meski lewat tender ulang.
“Evaluasi pasti dilakukan supaya kasus seperti ini tidak terulang. Ke depan kami akan lebih selektif memilih penyedia yang benar-benar kompeten dan punya modal memadai,” pungkas Setyorini. (Duh/Aye)