SUARAGONG.COM – Setelah dinanti-nanti, Rosé akhirnya merilis album debutnya bertajuk Rosie, yang menghadirkan sisi emosional dan personal yang jarang terlihat. Sebagai salah satu anggota BLACKPINK, Rosé dikenal lewat performa panggungnya yang penuh percaya diri, vokal kuat, dan gaya ikonik. Namun, di album ini, ia menunjukkan sisi yang lebih introspektif dan rapuh.
Album dengan 12 lagu ini menawarkan pengalaman berbeda dari nuansa glamor khas BLACKPINK. Rosie adalah perjalanan musik yang penuh renungan, dengan tema yang berputar pada patah hati, keraguan diri, dan lika-liku cinta di usia 20-an. Mulai dari balada piano melankolis seperti “Number One Girl” hingga nada ringan tapi emosional di “3am”, setiap lagu menghadirkan cerita yang terasa personal sekaligus relevan untuk banyak orang.
Pada intinya, Rosie adalah album patah hati. Lagu seperti “Toxic Till The End” mengangkat dinamika hubungan yang penuh konflik. Rosé tidak hanya menempatkan dirinya sebagai korban, tapi juga mengakui peran dirinya dalam kekacauan itu. Dengan lirik tajam seperti, “I can forgive you for a lot of things / For not giving me back my Tiffany rings”, lagu ini menggambarkan emosi yang mentah dan jujur. Di sisi lain, “Drinks or Coffee” menampilkan sisi yang lebih menggoda, menggambarkan tarik-ulur antara pertemanan dan romansa.
Baca juga : Rosé BLACKPINK Ungkap Daftar Lagu Album Solo ‘Rosie’
Namun, album ini tidak sepenuhnya melankolis. Lagu seperti “APT”, hasil kolaborasi dengan Bruno Mars, membawa energi retro-punk yang segar dan menyenangkan. Lagu ini sukses mendominasi tangga lagu, bertahan enam minggu di puncak Billboard Global 200, serta menjadi favorit saat tampil live.
Hal yang membuat Rosie istimewa adalah keberaniannya untuk menerima ketidaksempurnaan. Lagu-lagu seperti “Stay A Little Longer” menonjolkan emosi mendalam, sementara humor ringan dalam “3am” dengan lirik viralnya, “I just saw a red flag / Gonna pretend I didn’t see that”, menambah daya tarik album. Dalam Rosie, Rosé hadir bukan hanya sebagai superstar global, tetapi sebagai sosok muda yang tengah menjalani perjalanan cinta, kehilangan, dan penemuan jati diri.
Melalui Rosie, Rosé menunjukkan evolusi artistiknya dengan kejujuran dan kedalaman emosi. Album ini membuka pintu bagi penggemar untuk melihat sisi dirinya yang lebih manusiawi, membuktikan bahwa bahkan seorang bintang global sekalipun memiliki momen rapuh yang penuh makna. (acs)