Saham Apple Merosot ke Titik Terendah Imbas Kebijakan Trump
Share

SUARAGONG.COM – Saham Apple Inc jatuh ke titik terendah pada Rabu, 9 April 2025. Hal ini memaksa raksasa teknologi ini kehilangan statusnya sebagai perusahaan tercatat paling bernilai di dunia. Penurunan ini dipicu kekhawatiran pasar atas eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Kebijakan Tarif Baru AS Bikin Saham Apple Merosot Jauh
Saham Apple ditutup turun 1,8% ke level USD169,49, angka terendah sejak Mei 2024. Penurunan tersebut melanjutkan tren negatif selama empat hari berturut-turut, termasuk koreksi tajam sebesar 4,8% pada Selasa.
Akibatnya, kapitalisasi pasar Apple merosot menjadi USD2,59 triliun. Di mana posisi ini berada di bawah Microsoft yang kini memimpin Wall Street. Diketahui microsoft memiliki nilai pasar sebesar USD2,64 triliun, berdasarkan data dari Investing.com.
Baca Juga : Tarif Impor Trump Bikin Panik, Warga AS Borong iPhone
Dampak Tarif Trump
Penurunan tajam saham Apple sebagian besar dipicu kekhawatiran terhadap kebijakan tarif perdagangan Presiden Donald Trump. Pemerintah AS mengumumkan tarif kumulatif sebesar 104% terhadap seluruh impor dari Tiongkok mulai Rabu. Di mana secara langsung mengancam biaya produksi perangkat Apple—mayoritas di antaranya dirakit di pabrik-pabrik di Tiongkok.
Analis memperkirakan kebijakan tarif ini dapat mendorong harga iPhone naik hingga lebih dari USD1.000. Imbasnya berisiko mengurangi permintaan atau menekan margin keuntungan jika Apple memilih menyerap beban tarif tersebut.
Kondisi ini memicu fenomena pembelian panik di sejumlah gerai Apple di Amerika Serikat, dengan konsumen khawatir terhadap kenaikan harga dalam waktu dekat.
Di sisi lain, Beijing telah menyampaikan kecaman atas tarif baru dari Trump dan membalas dengan bea masuk serupa, memperburuk ketegangan perdagangan antara kedua negara ekonomi terbesar dunia ini.
Sejak mencapai puncaknya pada Desember lalu dengan valuasi USD3,2 triliun, Apple telah kehilangan hampir USD1 triliun nilai pasar akibat gejolak perang dagang ini.
Baca Juga : Trump Naikkan Tarif Impor, Ekspor Indonesia Terancam?
Peluang di Tengah Penurunan?
Meski dihantam sentimen negatif, analis dari Bank of America (BofA) melihat penurunan saham Apple sebagai peluang beli. Mereka menyebut rasio harga terhadap pendapatan (PE ratio) Apple saat ini berada pada tingkat yang menarik, menawarkan potensi imbal hasil yang menjanjikan dalam jangka menengah hingga panjang. (aye)
Baca Juga Berita Artikel Lainnya dari Suaragong di Google News