Type to search

Jombang Kuliner

Sambirejo, Sentra Alpukat Terbesar di Wonosalam Jadi Ikon Baru Des

Share
Alpukat di Wonosalam

SUARAGONG.COM – Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, kini semakin dikenal sebagai pusat persebaran tanaman alpukat terbesar di wilayahnya. Produksi buah berwarna hijau ini tidak hanya mendukung perekonomian warga, tetapi juga menjadi daya tarik budaya melalui tradisi unik yang digelar setiap tahun.

Sentra Persebaran Alpukat di Wonosalam

Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Jombang mencatat, Desa Sambirejo menduduki peringkat teratas dari sembilan desa di Kecamatan Wonosalam dalam jumlah pohon alpukat. Total terdapat 48.921 batang pohon alpukat yang tumbuh subur di lahan warga.

“Hampir setiap pekarangan dan lahan warga ditanami alpukat. Jadi, wajar kalau Sambirejo jadi desa dengan sebaran paling banyak,” ujar Adib Taufani, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Wonosalam, Rabu (8/10).

Dominasi tanaman ini membuat Sambirejo dikenal sebagai lumbung alpukat Wonosalam. Selain ditanam di lahan luas, banyak warga yang menanam pohon alpukat di pekarangan rumah untuk konsumsi pribadi maupun dijual ke pasar.

Tradisi Andum Alpukat Jadi Daya Tarik

Melimpahnya panen alpukat dimanfaatkan warga Sambirejo untuk menggelar tradisi Andum Alpukat, acara tahunan yang kini menjadi ikon desa. Dalam kegiatan ini, warga membuat tumpeng alpukat raksasa yang kemudian dibagikan secara gratis kepada masyarakat.

“Tradisi andum ini bukan sekadar perayaan panen, tapi juga bentuk rasa syukur dan ajang kebersamaan warga,” tutur Adib.

Acara ini selalu sukses menarik perhatian masyarakat luas. Banyak pengunjung dari desa sekitar hingga luar daerah datang untuk ikut meramaikan dan mencicipi alpukat gratis. Selain itu, suasana kekeluargaan khas desa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Varietas Lokal Masih Mendominasi

Meski Sambirejo mulai mengembangkan varietas unggul seperti alpukat Miki, namun varietas lokal masih mendominasi jumlah pohon yang ada.

“Kalau varietas Miki ini sudah mulai banyak ditanam, tapi yang paling banyak masih lokal,” jelas Adib.

Harga alpukat premium dari Wonosalam saat ini mencapai Rp 35 ribu per kilogram, sedangkan jenis lokal dijual di kisaran Rp 15–20 ribu per kilogram. Dengan harga tersebut, warga memperoleh keuntungan yang cukup menjanjikan dari hasil panennya.

Sambirejo, Calon Ikon Buah Unggulan Wonosalam

Potensi Sambirejo sebagai sentra alpukat terbesar jelas menjadi modal berharga bagi pengembangan ekonomi desa. Luasnya lahan, kekayaan varietas, serta tradisi lokal yang unik menjadikan desa ini berpeluang menjadi ikon komoditas buah unggulan dari Wonosalam.

Jika terus dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin Desa Sambirejo bakal berkembang menjadi destinasi agrowisata alpukat populer di Jombang. Tradisi, ekonomi, dan alam berpadu dalam harmoni—mewujudkan potensi besar yang patut terus dikembangkan. (Rfr/aye)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69