Sekolah Rakyat Tahap 1C Kabupaten Malang Resmi Dibuka
Share

SUARAGONG.COM – Program Sekolah Rakyat (SR) kembali melangkah maju di Kabupaten Malang. Tahap 1C resmi dibuka pada Selasa (30/9/2025) di Balai Latihan Kerja (BLK) Singosari. Pembukaan ini menghadirkan 100 siswa, terdiri dari dua rombongan belajar (rombel) SD dan SMA.
Sekolah Rakyat (SR) Tahap 1C Kabupaten Malang Dibuka
Bupati Malang, Sanusi, menjelaskan bahwa 25 anak mengikuti rombel SD dan 75 anak di rombel SMA. Mereka berasal dari keluarga tidak mampu serta anak-anak yang sebelumnya putus sekolah (drop out/DO).
“Mereka semua adalah warga Kabupaten Malang. Ada yang tidak mampu, ada juga yang putus sekolah. Jadi latar belakang mereka berbeda-beda,” ujarnya.
Sanusi mengingatkan agar kepala sekolah dan para pengajar tidak menyamakan perlakuan siswa SR dengan sekolah umum lainnya. Hal ini penting karena kebutuhan dan kondisi mereka berbeda.
“Di teori pendidikan, input yang berbeda harus diberlakukan lebih, supaya outputnya nanti bisa setara,” tegasnya.
Ia menekankan, semangat yang dibawa Sekolah Rakyat sejalan dengan jargonnya: Cerdas Bersama, Tumbuh Setara. Karena itu, dibutuhkan perhatian ekstra agar para siswa bisa tumbuh menjadi generasi yang lebih baik.
Baca Juga : DPRD Kota Malang Dorong Pemda Optimalkan Sekolah Rakyat
Sanusi: Awali Pelajaran dengan Indonesia Raya
Selain pendidikan formal, Sanusi juga menekankan pentingnya penanaman rasa nasionalisme. Ia meminta setiap awal pelajaran di SR dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya serta Pancasila.
“Ya, untuk menanamkan rasa nasionalisme terhadap anak-anak bangsa ini, saya sarankan tiap pagi menyanyikan lagu Indonesia Raya,” katanya.
Menurutnya, kebijakan ini sejalan dengan praktik di banyak sekolah, yakni menanamkan disiplin, karakter kebangsaan, serta kebanggaan sebagai anak bangsa.
Baca Juga : Mensos Pastikan Laptop dan Seragam Sekolah Rakyat Rampung Akhir September
Harapan ke Depan
Dengan pendekatan yang lebih inklusif dan penuh perhatian, Sanusi berharap SR bisa melahirkan kader-kader terbaik dari anak-anak yang sebelumnya terhambat akses pendidikan.
“Sekolah rakyat menampung anak-anak yang pendidikannya tidak maksimal, agar bisa menjadi lebih maksimal,” pungkasnya. (Nif/Aye)