SUARAGONG.COM – Seorang pria berkebangsaan Swiss bernama Filip Kaspar Birchler (34) ditemukan tewas di dalam kamar kosnya di Jalan Swasembada Timur XIV RT 004/05, Kelurahan Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Jumat malam, 1 November.
Pemilik kos, Murwan, mengungkapkan bahwa ia menemukan korban dalam keadaan tidak bernyawa dengan darah yang keluar dari hidung dan mulutnya. “Saya baru menyadari ada sesuatu yang tidak beres setelah mencium bau tidak sedap dari lantai dua kos,” ujarnya pada Sabtu.
Ia menjelaskan bahwa pada malam kejadian, ia dan istrinya pergi memeriksa kamar Birchler setelah mencium bau yang semakin menyengat. Setibanya di sana, mereka menemukan korban sudah tidak bernyawa.
“Saya awalnya ingin membangunkannya, tetapi anak-anak melarang untuk menyentuhnya, takut terjadi sesuatu yang lebih buruk. Akhirnya, saya turun ke bawah dan memberi tahu agar menghubungi pak RT untuk mencari solusi, apakah perlu memanggil polisi atau tindakan lainnya,” jelas Murwan.
Pemilik kos mengaku tidak mengetahui kondisi kesehatan korban sebelumnya, termasuk apakah ia memiliki riwayat penyakit atau faktor lain yang berkontribusi. “Di sekitar tubuhnya tidak ditemukan benda asing atau obat-obatan, hanya ada banyak pakaian,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa Birchler baru menyewa kamar tersebut kurang dari sebulan dan mengaku tidak memiliki pekerjaan. “Dia sempat bercerita bahwa ia memiliki istri berkebangsaan Indonesia di Cirebon, tetapi mereka sudah bercerai,” ungkap Murwan.
Baca juga : Mahasiswi Jember Tewas di Kamar Kos Bersama Janinnya
Menurut pemilik kos, korban lebih sering menghabiskan waktu di dalam kamar dan jarang keluar. Ia mengingat bahwa pernah ada seorang perempuan yang datang mencarinya. “Perempuan itu datang dan berbincang biasa di atas; tidak ada keributan sama sekali. Saya sempat bertanya kepada korban tentang perempuan itu, dan dia bilang jangan dihiraukan, dia hanya meminta uang, dan jika datang lagi, abaikan saja karena dia hanya ingin berkenalan,” katanya menirukan penjelasan Birchler.
Murwan juga mencatat bahwa korban dapat berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia. Ketika polisi datang untuk menyelidiki, mereka membawa mayat Birchler dari kamar tersebut. “Salah satu petugas yang membawa mayatnya mengatakan bahwa korban mengonsumsi obat, tetapi saya tidak tahu obat apa itu. Katanya, bisa jadi itu obat untuk sakit kepala atau untuk mengatasi stres,” tuturnya. (acs)
Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news