Serangan Israel ke Iran Tewaskan Puluhan Warga Sipil
Share

SUARAGONG.COM – Serangan udara Israel ke wilayah Iran pada Jumat dini hari, 13 Juni 2025, menewaskan sedikitnya 86 orang dan melukai lebih dari 300 lainnya. Serangan yang disebut sebagai operasi “Rising Lion” itu menyasar berbagai target strategis, termasuk fasilitas nuklir dan kompleks militer di ibu kota Teheran serta kota Tabriz.
Serangan Israel Ke Iran Sebabkan Korban Sipil
Menurut laporan kantor berita resmi Iran, IRNA, serangan tersebut menghantam kawasan permukiman padat penduduk di Teheran, menewaskan puluhan warga sipil termasuk wanita dan anak-anak. Tayangan televisi nasional memperlihatkan kobaran api dan asap tebal yang membumbung dari lokasi serangan. Beberapa saksi mata menyebut ledakan terjadi hampir bersamaan di berbagai titik.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi serangan tersebut dalam pesan rekaman yang disiarkan pada Jumat pagi. Ia menyatakan bahwa serangan ini merupakan “momen yang menentukan” dan bertujuan menghalangi Iran mengembangkan senjata nuklir.
“Operasi Rising Lion akan berlanjut selama diperlukan untuk menjaga keamanan rakyat Israel,” ujar Netanyahu.
Israel mengklaim bahwa serangan ini berhasil menghantam fasilitas nuklir Natanz di Iran tengah, markas pasukan rudal jarak jauh. Serta membunuh sejumlah komandan militer senior dan ilmuwan nuklir Iran.
Namun, kantor berita Tasnim menyebut fasilitas Natanz tidak terkena dampak langsung, meskipun penerbangan di Bandara Internasional Imam Khomeini telah dihentikan sementara.
Korban Sipil dan Dampak Kemanusiaan
Data dari kantor berita FARS menyebutkan, di Teheran saja, 78 orang tewas dan 329 orang mengalami luka-luka. Di Tabriz, wilayah barat laut Iran, delapan orang dilaporkan meninggal dunia dan 12 lainnya luka-luka akibat serangan udara Israel.
Media milik pemerintah Iran, Press TV, mengutuk keras serangan tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan agresi brutal terhadap rakyat sipil. Pemerintah Iran telah mengumumkan hari berkabung nasional dan memobilisasi tim penyelamat untuk membantu para korban.
Baca Juga : Israel Bertekad Kuasai 75% Gaza dalam Dua Bulan
Kecaman Global dan Ketegangan Diplomatik
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyatakan bahwa serangan itu merupakan “tindakan sepihak Israel” dan menegaskan bahwa Washington tidak terlibat dalam operasi tersebut. Meski begitu, AS mendesak Iran untuk tidak membalas dengan menargetkan kepentingan atau personel AS di Timur Tengah.
Presiden AS Donald Trump melalui platform Truth Social mengaku telah memberi Iran “kesempatan demi kesempatan” untuk membuat kesepakatan terkait program nuklirnya. Ia mendesak Teheran agar segera menempuh jalur diplomasi “sebelum semuanya terlambat.”
Iran merespons dengan mengecam keras tindakan Israel dan bersumpah akan memberikan “hukuman berat”. Pemerintah Iran juga telah menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas eskalasi terbaru ini.
Baca Juga : Israel Sita Kapal Bantuan yang Ditumpangi Greta Thunberg
Eskalasi kekerasan ini diperkirakan akan menghambat proses diplomatik antara Iran dan Amerika Serikat, yang telah dimediasi oleh Oman dalam beberapa putaran negosiasi. Putaran keenam pembicaraan nuklir yang dijadwalkan berlangsung hari Minggu diperkirakan akan dibatalkan, menurut sumber yang mengetahui perkembangan diplomatik tersebut.
Dengan memburuknya situasi keamanan dan meningkatnya ketegangan geopolitik, kawasan Timur Tengah kini memasuki babak baru yang lebih tidak menentu. Komunitas internasional diminta mengambil peran aktif untuk meredam konflik sebelum berubah menjadi perang terbuka yang lebih luas. (Aye)
Baca Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News