Langkah Polinema Jadi Kampus Internasional Dimulai dari Sipil
Share

MALANG, SUARAGONG.COM – Politeknik Negeri Malang (Polinema) terus menunjukkan komitmen kuat dalam mewujudkan visinya sebagai International Campus. Upaya ini tak hanya menjadi slogan semata, melainkan telah diimplementasikan dalam langkah-langkah nyata. Khususnya oleh Jurusan Teknik Sipil, yang kini menjadi pionir dalam mendorong program sertifikasi kompetensi internasional.
Dipimpin oleh Mohamad Zenurianto, Dipl.Ing.HTL., MSc, Jurusan Teknik Sipil menjadikan sertifikasi internasional sebagai pilar utama dalam strategi pengembangan pendidikan vokasi bertaraf global. Program ini tidak hanya menyasar mahasiswa aktif, tetapi juga melibatkan dosen, alumni, praktisi industri, hingga profesional muda sebagai peserta.
“Sertifikasi ini bukan sekadar pelatihan tambahan. Ini adalah bentuk konkret dari pengakuan kompetensi yang valid secara global, sekaligus jembatan untuk memasuki pasar kerja internasional,” ujar Zenurianto saat ditemui di kampus Polinema.
Pilar Kelima Internasionalisasi Sertifikasi Kompetensi Global
Program sertifikasi ini menjadi implementasi nyata dari kerangka lima pilar internasionalisasi Polinema, yaitu:
- Pengembangan kurikulum berbasis global
- Penguatan kapasitas dosen dan tenaga pengajar
- Kerja sama internasional
- Mobilitas internasional mahasiswa dan dosen
- Sertifikasi kompetensi internasional
Dari lima pilar tersebut, Jurusan Teknik Sipil memilih untuk menitikberatkan pada pilar kelima sebagai langkah awal yang terukur dan langsung berdampak terhadap kesiapan lulusan dalam memasuki dunia kerja global.
Program ini dirancang secara komprehensif, dimulai dari penyusunan materi pelatihan yang mengacu pada standar industri internasional, simulasi ujian, pendampingan teknis, hingga coaching pasca-sertifikasi agar peserta dapat memanfaatkan kompetensinya secara maksimal di dunia kerja.
Baca juga: Teknik Sipil Polinema Perkuat Digitalisasi Konstruksi Lewat Sertifikasi Internasional
Menjangkau Komunitas Akademik dan Profesional
Salah satu keunikan dari program ini adalah sifatnya yang inklusif. Tidak hanya mahasiswa aktif yang menjadi sasaran, tetapi juga dosen, alumni, dan mitra industri.
“Peran dosen tidak lagi hanya sebagai pengajar, melainkan sebagai role model profesional. Oleh karena itu, kami mendorong para dosen untuk mengikuti sertifikasi relevan di bidangnya. Ini bagian dari transformasi pendidikan vokasi yang lebih responsif terhadap kebutuhan industri,” jelas Zenurianto.
Dari sisi peserta eksternal, para alumni dan profesional muda sangat antusias mengikuti program ini. Bagi mereka, sertifikasi internasional menjadi nilai tambah dalam bersaing di pasar kerja, baik di dalam maupun luar negeri.
Baca juga: Terjerat Kasus Dugaan Korupsi Tanah, Mantan Dirut Polinema Maju Praperadilan
Kolaborasi Global dan Industri
Jurusan Teknik Sipil Polinema juga menjalin kerja sama strategis dengan mitra internasional dan industri dalam negeri untuk memperkuat implementasi program ini. Kolaborasi dilakukan dengan lembaga vokasi dari Jerman dan Jepang, serta perusahaan konstruksi multinasional.
Salah satu bentuk nyata dari kolaborasi ini adalah pembentukan Glodon Authorized Training Center (GATC) di lingkungan kampus. Melalui GATC, telah diselenggarakan pelatihan dan sertifikasi internasional untuk perangkat lunak teknik sipil terkemuka seperti Tekla Structures Foundation Level dan Cubicost Basic Level (TAS, TRB, TME).
“Program ini benar-benar menjawab kebutuhan industri. Kami sangat terbantu karena mendapat SDM yang *lebih siap secara teknis dan tersertifikasi internasional*, sehingga proses adaptasi di lapangan menjadi jauh lebih cepat,” jelas Zenurianto.
Baca juga: PMI Kota Malang Sinergi dengan Polinema untuk Darurat Bencana
Dampak Positif dan Rencana Jangka Panjang
Sejak diluncurkan pada awal 2025, program sertifikasi internasional ini telah diikuti oleh lebih dari 180 peserta
Capaian ini menjadi dasar kuat bagi Jurusan Teknik Sipil untuk menjadikan program sertifikasi sebagai bagian *terintegrasi dalam kurikulum. Ke depan, setiap mahasiswa diharapkan telah mengantongi minimal satu sertifikasi internasional sebelum menyelesaikan studi.
“Ini akan kami masukkan dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS). Jadi bukan lagi bersifat opsional, tetapi menjadi bagian dari capaian pembelajaran wajib, demi menjamin kompetensi global lulusan,” ujar Zenurianto.
Langkah ini juga didukung oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, yang tengah menggencarkan program link and match global antara pendidikan vokasi dan dunia industri internasional.
Baca juga: Prestasi Gemilang MRK Polinema Malang
Menegaskan Identitas Sebagai Kampus Internasional
Melalui berbagai langkah strategis dan implementasi nyata, Jurusan Teknik Sipil Polinema telah membuktikan diri sebagai pelopor dalam mewujudkan kampus bertaraf internasional. Sertifikasi internasional bukan sekadar simbol, melainkan alat strategis untuk menghubungkan dunia pendidikan dengan standar industri global.
“Menuju kampus internasional bukan hanya soal pertukaran pelajar atau kerja sama luar negeri. Yang paling utama adalah menyiapkan SDM yang diakui dunia, dan sertifikasi ini adalah kuncinya,” tegas Zenurianto.
Dengan semangat transformasi, komitmen terhadap mutu, dan kemitraan global yang kuat, Polinema melalui Jurusan Teknik Sipil semakin mantap melangkah menuju status International Campus yang sesungguhnya. (ind/dny)