Sinopsis The Mauritanian: 14 Tahun Ditahan Tanpa Dakwaan
Share

SUARAGONG.COM – Bukan film sembarangan!. The Mauritanian bukan film aksi penuh ledakan atau drama pengadilan penuh tepuk tangan. Ini film yang menyesakkan dada, Bahkan ai mata mu bisa saja jatuh tanpa kamu tau. Karena kisah pada film ini merupakan nyata: seorang pria, Mohamedou Ould Slahi, dipenjara selama 14 tahun di Guantanamo Bay tanpa pernah sekalipun dijatuhi dakwaan resmi. Bayangkan kehidupan penjara tanpa tahu kenapa kamu disana dan disalahkan ata apa.
Sinopsis The Mauritanian: 14 Tahun di Penjara Tanpa Dakwaan Resmi
Disutradarai oleh Kevin Macdonald (The Last King of Scotland), film ini diadaptasi dari memoar Guantánamo Diary yang ditulis Slahi sendiri—secara harfiah dari balik jeruji. Pemeran utamanya, Tahar Rahim, menyuguhkan performa yang begitu intim dan mengaduk emosi. Kita bisa merasakan ketakutan, keputusasaan, hingga secercah harapan yang ia pertahankan selama bertahun-tahun.
Cerita yang Dimulai dari Undangan “Ngobrol”
Plot dibuka dengan sederhana namun mengerikan. Tahun 2001, Slahi tinggal damai di Mauritania. Suatu hari, ia diminta menemui pihak berwenang setempat—katanya sih cuma untuk ditanya-tanyai. Tapi sejak hari itu, Slahi menghilang. Diam-diam, ia dibawa ke markas rahasia CIA, lalu dikirim ke Guantanamo Bay, Kuba. Tuduhannya? Diduga merekrut pelaku pembajakan pesawat dalam tragedi 9/11.
Baca Juga : Ironheart Penerus Iron Man Siap Bertempur, Rilis Trailer Perdana
Dua Pengacara dan Satu Jaksa Militer
Tiga tahun berselang, pada 2005, muncul harapan. Seorang pengacara Amerika tangguh bernama Nancy Hollander (diperankan luar biasa oleh Jodie Foster) menerima permintaan dari keluarga Slahi untuk membela kasus ini. Bersama asistennya, Teri Duncan (Shailene Woodley), mereka mulai menggali kebenaran.
Di sisi lain, ada Stuart Couch (Benedict Cumberbatch), jaksa militer yang ditugaskan menyusun dakwaan terhadap Slahi. Awalnya, Couch sangat bersemangat karena punya dendam pribadi—salah satu temannya tewas di 9/11. Namun, ketika ia menelaah dokumen penyelidikan, fakta mengejutkan muncul: pengakuan Slahi diperoleh lewat penyiksaan ekstrem.
Tak cuma dipukuli dan ditelanjangi, Slahi juga diancam bahwa ibunya akan diperkosa jika dia tidak “mengaku”. Akhirnya ia menyerah, memberikan pengakuan palsu demi menghentikan penderitaannya.

Poster Film/Imdb
Baca Juga : Elvira Devinamira Tampil Glamor di Cannes Film Festival 2025
Bukan Film Kemenangan, Tapi Tentang Kebenaran
The Mauritanian bukan film yang berakhir dengan sorak-sorai di ruang sidang. Walau hakim memutuskan Slahi bebas pada 2010, pemerintah AS menolak keputusan itu dan mengajukan banding. Slahi baru benar-benar dibebaskan enam tahun kemudian, pada 2016.
Ironisnya, selama 14 tahun di penjara, dia tidak pernah melihat keluarganya lagi. Bahkan, ibunya meninggal dunia sebelum sempat memeluk putranya.
Baca Juga : Jake Schreier Bakal Sutradarai Film X-Men Versi MCU
Film dengan Beban Emosi dan Kritik Sosial
Dengan rating 75% positif di Rotten Tomatoes, The Mauritanian berhasil menjadi lebih dari sekadar kisah pengadilan. Ini adalah kritik terhadap sistem penahanan tanpa proses hukum, dan tamparan bagi dunia bahwa “perang melawan terorisme” sering kali menculik kemanusiaan.
Buat kamu yang suka film dengan muatan moral dan performa akting kelas dunia, The Mauritanian adalah tontonan wajib. Bukan untuk bersenang-senang, tapi untuk mengingatkan bahwa keadilan tak selalu berpihak pada yang benar—kecuali ada yang memperjuangkannya. (Aye)