Type to search

Hiburan Trends

Sisi Gelap Industri Hiburan Korea Selatan

Share
Sisi gelap industri hiburan Korea Selatan

SUARAGONG.COM – Industri hiburan Korea Selatan, yang sering dipandang glamor dan mengasyikkan, menyimpan sisi gelap yang mencolok. Bunuh diri bintang muda seperti Kim Sae Ron, Moonbin, Sulli, Jonghyun, dan Goo Hara bukan hanya tragedi individu, tetapi juga mencerminkan masalah yang lebih besar: budaya cancel culture dan cyberbullying yang merajalela.

Tekanan untuk Sempurna

Di Korea Selatan, para selebritis tidak hanya diharapkan untuk menghibur, tetapi juga menjadi panutan bagi masyarakat. Standar ideal yang diterapkan sering kali tidak realistis. Dari penampilan hingga perilaku, setiap aspek kehidupan mereka mendekati dengan ketat. 

Baca Juga: 5 Skandal Artis Korea Selatan Yang Paling Terkenal

Agensi menuntut disiplin tinggi, dengan aturan yang ketat mengenai kencan dan jam malam. Tekanan untuk mempertahankan citra sempurna ini sering menyebabkan krisis kesehatan mental yang serius.

Kesehatan mental masih dianggap tabu di negara ini, dan banyak idola yang enggan mencari bantuan karena takut akan berdampak negatif terhadap karir mereka. Akibatnya, mereka seringkali terjebak dalam siklus tekanan yang berbahaya, yang akhirnya berakhir pada tragedi.

Budaya Cancel Culture dan Cyberbullying

Budaya cancel culture dan cyberbullying menjadi masalah serius dalam industri hiburan. Kesalahan sekecil apapun dapat menghancurkan karir seorang selebritis. Proses “pembatalan” ini seringkali disertai dengan serangan brutal di media sosial, yang menyebabkan stres emosional yang berat.

Baca Juga: Benarkah Kim Sae Ron Pernah Hamil Anak Kim Soo Hyun?

Perundungan dunia maya terjadi di platform seperti X dan Instagram, di mana pengguna anonim bisa melancarkan serangan yang menyakitkan. Tindakan kejam ini tidak hanya merusak karir tetapi juga mengancam kesehatan mental, terutama bagi mereka yang sudah berjuang melawan tekanan popularitas.

Statistik menunjukkan bahwa Korea Selatan memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di dunia, dengan banyak kasus yang melibatkan selebritis. Pada tahun 2020, tercatat 24,3 kematian akibat bunuh diri per 100.000 orang, jauh di atas rata-rata global. 

Tekanan dari industri hiburan memperparah masalah ini, menyoroti kebutuhan mendesak untuk perubahan dalam cara masyarakat memandang dan memperlakukan para penyembah berhala mereka. (Cld/PGN)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *