SUARAGONG.COM – Perundungan di lingkungan sekolah kembali jadi sorotan. Kali ini, kejadian memilukan datang dari sebuah SMP di Kecamatan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo. Seorang siswa kelas 2 menjadi korban penganiayaan oleh kakak kelasnya hingga harus dilarikan ke Rumah Sakit Rizani Paiton untuk mendapatkan perawatan medis.
Peristiwa ini berlangsung pada Rabu, 5 Februari 2025, sekitar pukul 12.30 WIB. Korban, yang diketahui masih berusia remaja, ditemukan dalam kondisi lemah dan diantar pulang oleh dua temannya ke rumahnya di Desa Sumberanyar, Kecamatan Paiton. Wajah korban terlihat lebam, terutama di bagian mata kanan.
Baca Juga: Warsubi Tegaskan Komitmen untuk Jombang di HUT ke-17 Gerindra
Kronologi Kejadian
Menurut keterangan dari pihak keluarga, penganiayaan terjadi di dalam kamar mandi sekolah. Korban dipukul oleh beberapa kakak kelasnya menggunakan balok kayu. Namun, hingga kini, motif di balik aksi kekerasan ini masih menjadi tanda tanya besar.
“Kami belum tahu pasti penyebabnya. Anak kami baru pulang dari rumah sakit tadi malam dan masih dalam kondisi lemah. Kami biarkan dia beristirahat dulu,” ujar salah satu anggota keluarga pada Senin, 10 Februari 2025.
Ibu korban, yang masih terpukul dengan kejadian ini, berharap pihak sekolah segera mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku. “Anak kami diantar pulang dalam kondisi pingsan. Kami ingin para pelaku dikeluarkan dari sekolah,” katanya dengan suara bergetar.
Laporan ke Polisi
Kasus ini telah dilaporkan ke Polres Probolinggo dengan nomor laporan LP/B/31/II/2025/SPKT/POLRES PROBOLINGGO. Kasatreskrim Polres Probolinggo, AKP Putra Adi Fajar Winarsa, membenarkan adanya laporan tersebut.
“Betul, laporan baru masuk dan langsung kami tindak lanjuti ke unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA),” ungkapnya.
Pihak kepolisian saat ini sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap motif di balik penganiayaan ini. Mereka juga berkomitmen memastikan para pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Dampak Psikologis dan Harapan Keluarga
Selain luka fisik, kejadian ini jelas meninggalkan dampak psikologis yang besar pada korban dan keluarganya. Sang ibu bahkan mengungkapkan rasa kecewa mendalam terhadap pihak sekolah yang dianggap lalai dalam menjaga keamanan para siswa.
“Kami berharap sekolah bertindak tegas. Jangan sampai kejadian ini terulang lagi. Anak-anak lain juga harus dilindungi,” ujar sang ibu.
Tak hanya keluarga korban, masyarakat sekitar juga ikut geram mendengar berita ini. Banyak yang mempertanyakan bagaimana pengawasan pihak sekolah terhadap siswa-siswanya, hingga insiden kekerasan seperti ini bisa terjadi di lingkungan pendidikan. (duh/PGN)
Baca Berita Terupdate lainnya melalui google news