Skandal Korupsi LNG Pertamina 2025 Ahok & Nicke Terseret?
Share
SUARAGONG.COM – Kasus skandal korupsi LNG Pertamina 2025 makin ramai diperbincangkan karena namanya nggak cuma sekadar kasus biasa. Ini drama BUMN yang keterlibatannya bikin banyak orang geleng-geleng kepala dan nanya, kok bisa ya gini? Intinya, kasus ini berkaitan dengan dugaan korupsi dalam pengadaan gas alam cair (LNG) di Pertamina yang katanya merugikan negara sampai US$113,8 juta atau setara Rp1,8 triliun. Nah, siapa aja yang terseret?
Nama Besar yang Diseret Ahok & Nicke
Kalau denger nama Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) dan Nicke Widyawati, mungkin kamu langsung mikir, wow, serius banget ini. Iya dong mereka ini adalah tokoh besar di Pertamina. Menurut kuasa hukum dari salah satu terdakwa, dua nama ini dianggap punya peran penting dalam keputusan pengadaan dan penjualan LNG pada 2020–2021.
Walaupun belum tentu ikut korupsi, tapi ya wajar aja kalau banyak yang pengin tahu detail peran mereka. Namanya kan dulu komisaris utama dan direktur utama Pertamina saat periode kerugian itu terjadi.
Baca juga: Jelang Nataru Pertamina Pastikan Stok BBM Malang Raya Aman
Bagaimana Kasus Ini Bisa Terjadi?
Jadi gini, proses pengadaan LNG itu sendiri panjang banget dan melibatkan banyak pihak, dari kontrak internasional sampai tim internal Pertamina. Kasus ini bermula dari kontrak impor LNG lewat Corpus Christi Liquefaction LLC (CCL), yang katanya dilakukan tanpa pertimbangan jeli soal harga dan kebutuhan domestik. Akibatnya, negara dikatakan rugi triliunan.
Yang bikin heboh, dua eks pejabat Pertamina bukan cuma disuruh hadir di pengadilan, tapi juga namanya diseret sebagai pihak yang harus bertanggung jawab dalam proses pengambilan keputusan penting.
Baca juga: Pertamina Tanam Ribuan Pohon Dukung Gerakan Sabers Pungli
Fakta Sidang & Orang-Orang yang Terlibat
Yang sudah pasti masuk ke proses hukum adalah dua terdakwa:
- Hari Karyulianto, mantan Direktur Gas Pertamina periode 2012-2014
- Yenni Andayani, Senior Vice President Gas & Power Pertamina periode 2013-2014
Mereka dikenai dakwaan karena dianggap memperkaya pihak lain (termasuk mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan dan perusahaan CCL) melalui keputusan yang tidak tepat. Hal ini bikin pihak jaksa penuntut umum menekankan bahwa keputusan soal kontrak dan harga LNG itu memang harus ada pertanggungjawaban yang jelas.
Baca juga: Harga BBM Pertamina November 2025 Dexlite dan Pertamina Dex Naik
Kenapa Ini Bikin Publik Heboh?
Bayangin, ini bukan sekadar kasus kecil yang biasa. Ada beberapa hal yang bikin semua orang ngomongin ini
- Nominal kerugiannya besar banget, ratusan miliar sampai triliunan.
- Tokoh publik diseret ke urusan hukum, yang bukan politik aja tapi yang relate ke perekonomian negara.
- Muncul pertanyaan soal tata kelola BUMN besar, termasuk bagaimana keputusan strategis bisa terjadi.
Ini bikin debat soal apakah sistem pengawasan internal Pertamina selama ini cukup kuat? Atau justru lemah banget sampai bisa kebobolan kasus segede gajah ini?
Baca juga: KSP Bakal Kaji Impor BBM Satu Pintu Lewat Pertamina
Reformasi Pengawasan Internal BUMN Kenapa Penting?
Salah satu reaksi yang sering muncul adalah soal perlunya reformasi pengawasan internal BUMN. Banyak analis bilang, kalau tata kelola dan sistem audit internal nggak kuat, maka kasus kaya gini bisa kejadian lagi. Salah satu pakar juga nyebut, sistem pengawasan yang hanya bergantung pada audit internal dan pengawasan eksternal pemerintah itu belum cukup apalagi kalau masyarakat luas nggak punya akses buat ngeliat kontrak atau prosesnya. Kalau sampai ke publik aja baru keliatan setelah skandal besar, itu berarti prosesnya ya tertutup dan baru meledak setelah semuanya udah terlanjur terjadi.
Baca juga: Harga BBM Pertamina 1 September 2025
Apa Dampaknya buat Bangsa & Publik?
Bukan cuma soal hukum, kasus ini nunjukin bahwa kepercayaan publik terhadap BUMN besar seperti Pertamina bisa goyah kalau governance atau tata kelola dianggap lemah.
Orang bisa jadi skeptis sama BUMN lain juga. Kalau skandal besar sekali terjadi, masyarakat bisa mulai bertanya
“Apakah sumber daya negara kita udah dikelola dengan baik?” atau “Apakah pejabat puncak benar-benar bertanggung jawab?”
Reformasi internal, transparansi kontrak, sampai pengawasan lebih ketat jadi isu besar yang terus diperdebatkan publik dan juga para penggiat tata kelola pemerintahan.
Baca juga: Update Daftar Harga BBM Pertamina Agustus 2025
Apa yang Kita Bisa Pelajari?
Ya, kasus skandal korupsi LNG Pertamina 2025 ini bukan hanya drama headline semata. Ini nunjukin beberapa hal penting:
- Perlu transparansi dan pengawasan yang lebih tegas di BUMN besar.
- Tokoh publik bisa dikaitkan dalam kasus besar kalau berhubungan dengan keputusan strategis penting.
- Publik makin sadar pentingnya governance bukan cuma di sektor digital, tapi juga di sektor energi yang berdampak ke ekonomi negara.
Kalau kamu nanya, “Ini kasus bakal berakhir gimana?” Jawabnya, ya masih terus berkembang sampai semua fakta keluar di persidangan dan keputusan hukum dibuat adil. Tapi yang jelas, kasus ini udah ngasih pelajaran penting buat tata kelola BUMN di Indonesia. (dny)

