Type to search

Gaya Hidup Hiburan

Slow Bar Coffee dan Slow Living: Gaya Ngopi Baru Gen Z?

Share
Tren slow bar coffee

SUARAGONG.COM – Tren slow bar coffee makin menjamur di berbagai kota besar. Termasuk juga di Malang, Kota Pendidikan, Kotanya Generasi Muda. Fenomena ini dinilai sejalan dengan gaya hidup slow living yang mulai banyak diterapkan oleh generasi muda. Bukan sekadar tren minum kopi, slow bar menjadi simbol perlawanan terhadap hidup yang serba cepat dan penuh tekanan.

Meski awal kemunculannya sempat dianggap sebagai tren sesaat, kini konsep slow bar coffee justru kian menguat. Salah satu pionirnya, Klink Kopi asal Yogyakarta, masih eksis hingga kini dan bahkan menginspirasi banyak kedai kopi lain untuk mengusung konsep serupa.

Apa Itu Slow Bar Coffee?

Slow bar coffee merujuk pada konsep penyajian kopi yang lebih santai, personal, dan penuh interaksi. Tak sekadar memesan lalu pergi, pengunjung diajak untuk menikmati setiap proses seduhan kopi. Mereka duduk di coffee bar, ngobrol langsung dengan barista, bahkan belajar tentang teknik seduh, jenis kopi, hingga asal biji kopi yang digunakan.

Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Tim Wendelboe, seorang pencinta kopi asal Oslo, Norwegia, pada 2002. Sejak itu, slow bar menjadi alternatif dari fast bar ala Italia yang lebih menekankan kecepatan dan efisiensi. Di slow bar, waktu seolah melambat. Tidak ada yang terburu-buru.

Baca Juga :Kopi: Penyemangat, Gaya Hidup, dan Simbol Ekspresi Diri Gen Z

Selaras dengan Slow Living

Slow bar coffee punya benang merah dengan gaya hidup slow living yang makin populer belakangan ini. Gaya hidup ini mengajak manusia untuk hidup lebih sadar (mindful), memprioritaskan kesehatan mental, dan menikmati hidup tanpa tergesa.

“Slow bar coffee mengajarkan kita menikmati proses—dari biji kopi digiling hingga diseduh. Ini bukan soal kafein, tapi soal pengalaman,” ungkap Riana, co-owner sebuah kedai slow bar di Malang.

Gaya hidup ini dianggap sebagai respons terhadap hustle culture yang kerap mendorong orang hidup dalam tekanan dan kelelahan terus-menerus. Slow bar dan slow living hadir sebagai pelarian yang menawarkan kedamaian dalam secangkir kopi.

Baca Juga :Resep V60 Tetsu Kasuya: Simpel dan Cocok untuk Home Brewer Pemula!

Kenapa Kamu Harus Coba Slow Bar?

Ada banyak alasan kenapa konsep slow bar cocok untuk kamu, terutama jika kamu termasuk generasi Z yang sedang mencari keseimbangan hidup. Berikut beberapa di antaranya:

  1. Menikmati Kopi dengan Penuh Kesadaran: Di slow bar, kamu bisa benar-benar menghargai proses pembuatan kopi dari awal hingga akhir. Ini bukan hanya soal rasa, tapi juga pengalaman menyeluruh yang mengajakmu lebih mindful.
  2. Belajar Banyak Tentang Kopi: Barista di slow bar umumnya senang berbagi pengetahuan. Kamu bisa bertanya soal teknik seduh, jenis biji kopi, hingga karakter rasa kopi dari berbagai metode seperti V60, Chemex, atau siphon.
  3. Tempat Ideal untuk Bersantai dan Berinteraksi: Suasana di slow bar umumnya tenang dan nyaman, cocok untuk ngobrol santai atau sekadar melepas penat. Kamu bisa nongkrong lebih lama tanpa merasa ‘diusir’ oleh suasana yang terlalu cepat atau ramai.
  4. Fokus pada Kualitas, Bukan Kuantitas: Slow bar biasanya menggunakan biji kopi pilihan, bahkan banyak yang menyajikan kopi single origin dengan teknik seduh terbaik. Kualitas rasa jadi prioritas utama.

Daripada ke bar atau pub alkohol, slow bar jelas pilihan yang lebih ramah untuk mental dan tubuh. “Gen Z sekarang perlu tempat tenang untuk merapikan pikiran yang amburadul. Dan kopi lebih ramah daripada alkohol,” ujar Riana sambil tersenyum.

Hey Gen Z dan Milenial Super Sibuk, Mau lebih tenang, sehat, dan sadar dalam menikmati hidup? Mungkin sudah saatnya kamu mencoba slow bar coffee ini!. (Aye/sg)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *