SUARAGONG.COM – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengusulkan agar edukasi terkait pasar modal, khususnya investasi saham, dapat dimulai sejak jenjang Sekolah Dasar (SD). Usulan ini disampaikan dalam acara pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2025 di Gedung BEI pada Kamis, 2 Januari 2024.
Sri Mulyani menyebut dirinya terlambat mengenal pasar modal karena baru mempelajarinya saat berkuliah. Oleh karena itu, ia mendorong pemerintah untuk melakukan gebrakan dengan mengintegrasikan edukasi pasar modal ke dalam kurikulum sekolah.
“Kita mulai diajarkan mengenai BEI, paham mengenai jual-beli saham. Sekarang, seharusnya ini tidak hanya diajarkan di tingkat mahasiswa, tapi bahkan sejak sekolah dasar,” ungkap Sri Mulyani sebagaimana dilansir Okezone.
Menurut Sri Mulyani, mengajarkan investasi saham sejak dini dapat membuat anak-anak lebih familiar dengan konsep pasar modal. Ia juga menilai hal ini akan membantu masyarakat lebih terlatih dalam diversifikasi tabungan dan menciptakan pendalaman keuangan.
“Kalau kita bersama-sama memasukkan materi ini ke dalam kurikulum, maka masyarakat bisa mulai terbiasa dengan transaksi di pasar modal,” imbuhnya.
Baca juga : Surat Berharga Negara Diprediksi Jadi Instrumen Investasi Populer pada 2025
Dukungan OJK: Belajar dari Negara Lain
Usulan Sri Mulyani mendapat tanggapan positif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, mengungkapkan bahwa edukasi keuangan telah menjadi bagian kurikulum di sejumlah negara maju, seperti Australia, Kanada, Austria, dan Belgia.
“Negara-negara anggota OECD sudah lebih dulu memasukkan edukasi soal pengelolaan keuangan ke dalam kurikulum sekolah mereka,” jelas Friderica.
Meski begitu, Friderica menjelaskan bahwa upaya OJK saat ini baru mencakup integrasi edukasi keuangan untuk jenjang SMP, SMA, dan perguruan tinggi.
“Kami sudah sering bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan. Harapan kami, edukasi keuangan ini bisa masuk ke kurikulum mulai dari SMP hingga perguruan tinggi, tidak hanya di fakultas ekonomi dan bisnis, tapi di semua fakultas,” tambahnya.
Edukasi pasar modal sejak dini dinilai dapat memberikan pemahaman lebih mendalam kepada generasi muda tentang pentingnya literasi keuangan. Langkah ini juga diharapkan menciptakan masyarakat yang lebih melek finansial dan siap berkontribusi dalam pertumbuhan pasar modal Indonesia di masa depan.
Dengan dukungan pemerintah dan pihak terkait, seperti OJK dan BEI, integrasi pasar modal ke dalam kurikulum pendidikan menjadi langkah strategis yang berpotensi memperkuat ekosistem keuangan di Indonesia. (acs)
Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news