Type to search

Peristiwa

Stok Bawang Merah di Probolinggo Menipis, Tapi Harga Malah Turun!

Share
Stok bawang merah yang minim di Pasar Bawang Dringu, Kabupaten Probolinggo ternyata membuat harganya malah semakin turun

SUARAGONG.COM – Ketika stok barang di pasaran menurun, harga cenderung naik. Namun, kondisi kini justru sebaliknya. Stok bawang merah yang minim ternyata tidak membuat harganya meroket. Sebaliknya, harga malah semakin turun dan membuat para pedagang kebingungan. Hal itu terjadi di Pasar Bawang Dringu, Kabupaten Probolinggo.

Harga Bawang Merah di Probolinggo Terjun Bebas

Senin (10/02/2025), harga bawang merah super hanya berkisar Rp 26 ribu per kilogram. Padahal, bulan lalu, harganya masih menyentuh Rp 36 ribu per kilogram. Penurunan ini cukup drastis, mengingat biasanya bawang merah menjadi salah satu komoditas yang harga jualnya stabil atau bahkan naik saat stok berkurang.

Koordinator Pasar Bawang Dringu, Sugiyono, mengungkapkan bahwa merosotnya harga bawang dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Salah satunya adalah kualitas bawang yang menurun akibat hama saat musim hujan dan cuaca buruk.

“Biasanya karena kualitasnya tidak bagus, sekarang kan musim hujan,” ujar Sugiyono, Senin (11/02/2025).

Dampak Musim Hujan dan Kualitas yang Menurun

Seiring berjalannya musim hujan, banyak petani bawang merah mengalami kendala dalam proses panen. Hama dan kelembapan tinggi menyebabkan hasil panen menjadi kurang maksimal. Hal ini membuat kualitas bawang merah yang sampai ke pasaran tidak sebaik biasanya.

Bulan lalu, harga bawang merah ukuran tanggung besar berkisar Rp 30 ribu hingga Rp 32 ribu per kilogram. Kini, harganya hanya Rp 19 ribu hingga Rp 21 ribu per kilogram. Bahkan, bawang merah ukuran kecil bisa didapatkan hanya dengan Rp 10 ribu per kilogram.

“Sekarang uang Rp 10 ribu sudah dapat bawang merah yang kecil itu. Memang sudah mulai murah,” tambah Sugiyono.

Prediksi Kenaikan Harga Menjelang Lebaran

Biasanya, harga bawang merah akan kembali naik menjelang Hari Raya Idul Fitri. Namun, Sugiyono mengatakan bahwa kenaikannya sering kali tidak signifikan dan hanya berlangsung sementara.

“Tapi, sebentar aja, setelah itu turun lagi,” katanya.

Meskipun ada kemungkinan harga kembali naik dalam waktu dekat, saat ini para pedagang dan petani bawang masih harus berhadapan dengan realita bahwa harga jual mereka jauh dari ekspektasi. Kondisi ini membuat banyak petani merugi karena hasil panen mereka tidak sebanding dengan modal yang dikeluarkan.

Fenomena ini menjadi unik karena dalam hukum ekonomi, seharusnya stok yang sedikit akan membuat harga naik akibat permintaan yang tetap tinggi. Namun, kali ini hukum pasar tampaknya tidak berlaku bagi bawang merah.

Pejabat Fungsional Penjamin Mutu Produk Muda DKUPP Kabupaten Probolinggo, Ridwan, menyebutkan bahwa stok bawang merah di Pasar Bawang Dringu saat ini memang menurun akibat gagal panen. Senin (10/02/2025), stoknya hanya sekitar 50 ton, angka yang tergolong rendah untuk ukuran pasar tersebut.

“Kualitasnya juga rendah akhir-akhir ini,” katanya.

Bahkan, pada Sabtu (08/02/2025), stok bawang merah di pasar hanya tersisa 35 ton. Saat itu, harga bawang super sempat menyentuh titik terendah, yaitu Rp 24 ribu per kilogram. Meski sekarang ada sedikit kenaikan sekitar Rp 2 ribu, harga masih jauh dari angka normal.

“Ini sudah ada kenaikan sekitar dua ribu rupiah. Sabtu itu harganya malah lebih turun,” ujar Ridwan.

Baca Juga : Kenaikan HPP Padi Belum Dirasakan Petani di Jember, Harga Masih Rendah di Lapangan

Dampak bagi Petani dan Pedagang

Turunnya harga bawang merah tentu berdampak besar bagi petani dan pedagang. Bagi petani, harga jual yang rendah membuat mereka kesulitan untuk balik modal, apalagi jika hasil panen mereka terdampak hama dan cuaca buruk. Sementara itu, bagi pedagang, stok yang semakin menipis membuat mereka sulit memenuhi permintaan pasar.

Di sisi lain, kondisi ini bisa menjadi kabar baik bagi konsumen. Mereka bisa mendapatkan bawang merah dengan harga lebih murah untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, jika harga terus menurun dalam jangka panjang, dikhawatirkan akan ada dampak negatif pada sektor pertanian bawang merah di Probolinggo. (duh)

Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com