SUARAGONG.COM – Membanding-bandingkan anak itu sebenarnya hal yang lumrah terjadi, apalagi di keluarga. Entah disengaja atau nggak, sering banget kita dengar kalimat seperti, “Lihat tuh, kakakmu pintar banget, kamu kok malas belajar?” atau “Anaknya si Tante itu rajin banget, coba kamu kayak gitu.”
Mungkin maksudnya untuk memotivasi, tapi ternyata efeknya nggak sesederhana itu. Kalau diteruskan, kebiasaan ini bisa memengaruhi mental anak saat mereka tumbuh dewasa. Yuk, bahas lebih dalam soal pengaruhnya dan gimana cara menjaga mental anak tetap sehat!
Dampak Membandingkan Anak terhadap Mental Mereka
1. Rasa Rendah Diri
Saat anak sering dibandingkan, mereka bakal merasa kurang baik dari orang lain. Mereka jadi punya keyakinan kalau apa pun yang mereka lakukan nggak pernah cukup baik. Akibatnya? Saat dewasa, mereka cenderung minder dan sulit percaya diri karena merasa dirinya selalu kurang.
2. Perfeksionisme Berlebihan
Beberapa anak mungkin akan “melawan” dengan berusaha keras untuk selalu sempurna demi mendapat pengakuan. Tapi, perfeksionisme ini nggak selalu positif. Anak bisa tumbuh dengan tekanan besar dan jadi stres karena takut gagal.
3. Hubungan yang Kurang Harmonis
Membandingkan anak juga bisa bikin hubungan antar saudara atau teman jadi renggang. Anak yang dibandingkan bisa merasa iri atau nggak suka sama sosok yang dijadikan “standar”. Akibatnya, hubungan yang seharusnya dekat malah jadi penuh persaingan.
4. Masalah Emosional
Anak yang sering dibandingkan biasanya tumbuh dengan rasa cemas dan marah yang terpendam. Mereka jadi nggak tahu cara mengekspresikan emosi dengan sehat. Akhirnya, saat dewasa, emosi ini bisa meledak dalam bentuk perilaku impulsif atau depresi.
5. Sulit Mencintai Diri Sendiri
Membandingkan anak terlalu sering bikin mereka sulit menghargai dan mencintai diri sendiri. Mereka merasa apa adanya diri mereka nggak pernah cukup. Padahal, self-love itu penting banget buat kesehatan mental jangka panjang.
Tips Biar Mental Anak Tetap Sehat dan Bahagia
1. Hargai Uniknya Setiap Anak
Setiap anak itu punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Daripada membandingkan, lebih baik fokus pada apa yang anak sudah capai. Misalnya, bilang, “Wah, gambar kamu keren banget, Ibu dan Ayah bangga deh!” atau “Kamu hebat banget udah coba belajar sepeda meski jatuh.”
Hal kecil kayak gini bikin anak merasa dihargai apa adanya.
2. Jadi Pendengar yang Baik
Anak butuh orang tua yang mau mendengarkan, bukan yang terus mengkritik. Jadi, cobalah jadi pendengar yang sabar. Kalau mereka punya cerita atau keluhan, dengarkan dulu tanpa langsung menghakimi. Dengan begitu, mereka merasa didukung dan dicintai.
3. Hindari Kompetisi Antar Anak
Kadang orang tua tanpa sadar bikin kompetisi antar anak. Misalnya, “Siapa yang nilainya lebih bagus nanti dapat hadiah.”
Meskipun terlihat sepele, ini bisa bikin anak merasa harus selalu bersaing. Coba ubah jadi kompetisi melawan diri sendiri, kayak, “Yuk, kita coba capai target yang lebih baik dari kemarin.”
4. Beri Contoh Positif
Anak cenderung meniru perilaku orang tua. Kalau orang tua suka membandingkan, anak juga bisa tumbuh dengan kebiasaan yang sama. Jadi, coba tunjukkan perilaku positif, seperti menghargai keunikan orang lain dan fokus pada hal-hal baik.
5. Ajarkan Anak Mengenali Emosinya
Bantu anak memahami dan mengekspresikan emosinya dengan sehat. Misalnya, ajarkan mereka untuk bilang, “Aku sedih karena…,” atau, “Aku bangga karena bisa menyelesaikan ini.”
Dengan begitu, mereka tumbuh jadi orang yang tahu cara menghadapi emosi dengan bijak.
6. Fokus pada Proses, Bukan Hasil
Daripada memuji hasil akhir, lebih baik apresiasi usaha yang anak lakukan. Misalnya, “Kamu hebat banget udah latihan piano tiap hari.” Hal ini bikin anak lebih menghargai proses belajar dan nggak terlalu fokus pada kesempurnaan.
Baca juga: Efek Sering Dibandingkan: Dari Perilaku Menyimpang hingga Kenakalan Remaja
Membandingkan anak mungkin terlihat sepele, tapi dampaknya bisa besar banget buat mental mereka. Kalau nggak dihentikan, anak bisa tumbuh jadi orang dewasa yang minder, penuh tekanan, atau bahkan sulit mencintai diri sendiri.
Sebagai orang tua atau orang dewasa di sekitarnya, penting banget buat mendukung anak dengan cara yang sehat. Hargai keunikan mereka, dengarkan cerita mereka, dan ajarkan mereka mencintai diri sendiri. Dengan begitu, mereka bisa tumbuh jadi pribadi yang percaya diri, bahagia, dan kuat menghadapi kehidupan.
Ingat, setiap anak itu spesial dengan caranya sendiri. Yuk, bantu mereka bersinar tanpa harus dibandingkan! (rfr)
Baca Berita Terupdate lainnya melalui google news