Taunting Kairi di Laga ONIC vs RRQ Banjir 20 Ribu Komentar
Share

SUARAGONG.COM – Laga panas ONIC Esports melawan RRQ di MPL ID Season 15 Week 6 Day 3 memang udah kayak El Clasico-nya Mobile Legends Indonesia. Rivalitas panjang, pemain bintang, dan hype dari para fans—semuanya tumpah ruah di pertandingan itu. Tapi yang paling bikin heboh kali ini bukan soal strategi atau epic comeback, melainkan satu momen kecil dari jungler ONIC, Kairi, yang berhasil mengguncang jagat maya: taunting.
Habis Taunting Terbitlah Ribuan Komentar: Kairi Banjir Komentar Netizen
Yup, Kairi tertangkap kamera melakukan taunting di tengah pertandingan. Buat yang udah lama ngikutin esports, tahu lah ya. Istilah, bahasa dan makna dari taunting itu hal yang lumrah. Kadang buat manasin lawan, kadang buat bangkitin semangat tim sendiri, atau sekadar “nyalain api” biar pertandingan makin hidup. Tapi di balik gesture singkat itu, ternyata respons netizen nggak sesantai itu.
Komentar Meledak: Dari Fans Jadi “Netizen Sumbu Pendek”?
Nggak butuh waktu lama, akun media sosial Kairi langsung diserbu. Bukan cuma rame—ini rame banget—lebih dari 20 ribu komentar membanjiri unggahan terbarunya. Sayangnya, sebagian besar bukan pujian, melainkan hujatan. Dari yang menyayangkan aksi taunting-nya, sampai yang menyerang personal. Waduh.
Padahal kalau mau ditarik garis, aksi itu muncul karena atmosfer pertandingan yang memang tegang dan penuh adrenalin. MPL bukan main di warung kopi, tapi panggung kompetisi tertinggi. Aksi spontan kayak gitu bisa banget terjadi, apalagi kalau kita ngerti kultur kompetitif di esports. Tapi ya begitulah, sebagian publik kadang lupa bedain ekspresi game dan sikap pribadi.
Baca Juga : Bangun Industri Gaming Global: RRQ dan Realme Jalin Kerjasama
Netizen Terbelah: Seru vs Nggak Sportif
Menariknya, publik pecah jadi dua. Ada yang bilang taunting itu seru dan sah-sah aja—malah bikin pertandingan makin memorable. Tapi ada juga yang menyebut aksi Kairi sebagai contoh buruk dan nggak pantas dilakukan, apalagi di laga besar.
Kalau kita tengok ke turnamen luar kayak M-Series atau MSC, gesture semacam itu udah jadi bagian dari entertainment value. Banyak pemain luar yang malah dapet fans karena gaya bermain dan ekspresinya. Di sinilah pentingnya edukasi dan kedewasaan fans. Esports itu bukan cuma soal strategi dan mekanik, tapi juga soal showmanship.
Baca Juga : BA Favorit Kita, Kayes Resmi Tinggalkan ONIC Esports
Esports = Hiburan, Bukan Arena Serang Menyerang
Fenomena ini jadi pengingat penting: masih banyak yang belum paham gimana seharusnya menikmati esports. Kritik boleh, tapi nggak harus sampai nyerang pribadi. Dukungan ke tim favorit pun nggak perlu dibayar dengan menjatuhkan lawan.
Kairi sendiri dikenal sebagai pemain yang kalem dan jarang cari kontroversi. Satu aksi taunting nggak bisa langsung ngecap dia sebagai pemain “kurang etika”. Sebaliknya, ini justru momen buat kita sebagai komunitas untuk introspeksi: yuk, jadi fans yang sehat dan dewasa.
Kalau kita cinta scene esports Indonesia, mulai dari sini: dukung tanpa hujat, kritik tanpa benci. Karena ujung-ujungnya, esports itu hiburan. Tempat buat bersorak, bukan berseteru. (aye)
Baca Juga Berita Artikel Lainnya dari Suaragong di Google