SUARAGONG.COM – “Tebusan Dosa” merupakan film horor dan pop perdana yang disutradarai oleh Yosep Anggi Noen. Sebelumnya, karya Anggi lebih dikenal melalui film-film seperti Istirahatlah Kata-kata (2016) dan Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya, yang memiliki nuansa art house dan tersegmentasi.
Film ini mengikuti kisah Wening (diperankan oleh Happy Salma), seorang ibu yang berusaha menemukan putrinya, Nirmala, yang hilang secara misterius setelah mengalami kecelakaan saat mereka berboncengan sepeda motor. Dalam pencariannya, Wening dibantu oleh seorang guru renang bernama Tirta, yang diperankan oleh Putri Marino. Anggi juga mengajak aktor asal Jepang, Shogen Itokazu, untuk memerankan karakter Profesor Tetsuya.
Sejak awal, Tebusan Dosa memperkenalkan alur cerita dan dialog yang lambat, yang merupakan ciri khas Anggi dalam karyanya. Hal ini memberikan kesan bahwa film ini terinspirasi oleh gaya film horor Korea Selatan, khususnya Exhuma. Keterkaitan ini tidak mengherankan, mengingat rumah produksi Palari Films berkolaborasi dengan Showbox, yang juga memproduksi Exhuma.
Film Tebusan Dosa menghadirkan kesamaan dalam pendekatan naratif dengan Exhuma, khususnya dalam gaya slow burning yang membangun ketegangan secara bertahap. Penonton diajak untuk menikmati perjalanan cerita yang diciptakan, meskipun bagian akhir film terasa sedikit terburu-buru.
Kondisi ini juga tercermin dalam Exhuma, di mana akhir cerita tampak tidak sepenuhnya terhubung akibat adanya perubahan alur yang mendadak. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah plot hole semacam ini memang merupakan ciri khas dari film thriller horor yang mengadopsi pendekatan slow burning.
Film ini juga menggambarkan akulturasi budaya, termasuk tradisi kungkum kedung yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, seni origami berbentuk burung bangau, yang di Jepang melambangkan harapan, juga dihadirkan sebagai elemen budaya yang kaya.
Tradisi kungkum kedung, yang erat kaitannya dengan air, memberikan nuansa menarik dalam Tebusan Dosa. Peran Tirta sebagai guru renang, yang memiliki program siniar atau podcast, memperkenalkan tema ‘alir dan alur’ air, yang menyimpan makna mendalam yang tersirat dengan subtil.
Akting Putri Marino patut diacungi jempol, terutama karena ini adalah debutnya dalam film horor. Tidak hanya berhasil menyajikan konten podcast bertema mistis, tetapi dia juga sukses membangun ketegangan sepanjang dua jam penayangan film ini. Momen-momen tegang semakin terasa ketika dia mengalami serangkaian kejadian aneh, seperti melihat hantu dan mendengar bisikan.
Baca juga : “The Wild Robot”, Film DreamWorks Terbaik Tahun Ini
Sains vs Gaib
Dalam Tebusan Dosa, sutradara Anggi Noen mengajak penonton untuk merenungkan realitas dunia gaib dan fenomena supranatural. Hal ini terlihat dari karakter Profesor Tetsuya, seorang akademisi, dan Mbah Gowa, seorang dukun yang memiliki pendekatan berbeda terhadap kejadian yang dialami.
Mbah Gowa melakukan berbagai ritual untuk membantu Wening mencari putrinya, Nirmala. Di sisi lain, Tetsuya, sebagai seorang pendidik, memegang teguh keyakinan bahwa segala sesuatu harus dapat dijelaskan secara ilmiah. Perpaduan perspektif ini menambah kedalaman narasi dan membuat penonton berpikir kritis tentang hubungan antara sains dan spiritualitas.
Dari interaksi kedua karakter tersebut, penonton diajak untuk menentukan sendiri apakah hilangnya Nirmala disebabkan oleh makhluk gaib atau faktor lain. Film ini juga berfungsi sebagai edukasi bagi masyarakat Indonesia yang sering mengaitkan fenomena hilangnya seseorang dengan adanya ‘alam lain.’
Mengenai sinematografinya, penggunaan warna cerah saat Wening mengenang momen-momen bersama Nirmala menciptakan kontras yang kuat dengan palet warna gelap yang mendominasi saat Wening berada dalam keadaan putus asa mencari putrinya. Kontras ini efektif dalam menyoroti perasaan yang dialami oleh karakter utama.
Baca juga : Review Film Thriller Sci-Fi “The Platform 2”
Secara keseluruhan, Tebusan Dosa menetapkan standar baru dalam genre film horor dengan menghindari penggunaan jump scare yang murahan hanya untuk mengejutkan penonton. Meskipun terdapat beberapa jump scare, porsi kehadirannya dalam film ini sangat minim. Apakah Tebusan Dosa layak ditonton? Datanglah ke bioskop dan putuskan sendiri: apakah Anda percaya pada hal-hal supranatural, ataukah semua kejadian dapat dijelaskan secara logis. (acs)