Type to search

Malang Pendidikan

TEFLIN 2025 di UB Ngajar Inggris Jadi Makin Canggih!

Share
Konferensi Bahasa Inggris Internasional

MALANG, SUARAGONG.COM – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) resmi jadi tuan rumah Konferensi Bahasa Inggris Internasional alias The 71st TEFLIN International Conference. Acara ini digelar barengan sama The 5th ICEL, The 5th ICOLLEC, dan The 2nd ISIALing.

Temanya nggak main-main “Reimagining English Language Education in the Age of AI and Digital Transformation: Integrating Inclusive Education and Cultural Diversity.” Intinya, konferensi ini bahas gimana pembelajaran bahasa Inggris bisa beradaptasi di era AI dan digital tapi tetap humanis dan inklusif.

650 Peserta dari 13 Negara Ngumpul di UB

Event keren ini ngumpulin sekitar 650 peserta dari 13 negara mulai dari Malaysia, India, Pakistan, Australia, Vietnam, Mesir, Jepang, UK, Cina, USA, sampai Kanada. Semua datang buat ngobrolin tentang gimana sih caranya ngajar dan belajar bahasa Inggris di era kecerdasan buatan. Konferensinya digelar selama tiga hari, Rabu sampai Jumat (8–10 Oktober 2025), di beberapa lokasi top UB kayak Gedung Samantha Krida, Widyaloka, FIB A, dan FIB B.

Rektor UB, Prof. Widodo, bilang kalau program pemerintah buat ngenalin Bahasa Inggris dari SD tuh langkah yang super keren.

“Indonesia punya banyak kearifan lokal yang belum dikenal dunia karena keterbatasan bahasa. Kalau kita kuasai bahasa Inggris sejak dini, peluang Indonesia buat tampil di kancah global makin terbuka,” ujarnya.

Prof. Widodo juga bilang UB siap bantu ningkatin skill tenaga ajar Bahasa Inggris lewat kolaborasi akademik dan program pengabdian masyarakat.

Konferensi Bahasa Inggris Internasional

Prof. Abdul Mu’ti, Prof. Widodo, Prof. Dr. Zuliati Rohmah, Ketua Pelaksana TEFLIN 2025 FIB UB, bersama Para Peserta

Baca juga: Dilema Program MBG Dosen FISIP UB Nilai Perlu Evaluasi dan Transparansi

Bahasa Inggris Wajib SD Mulai 2027

Presiden TEFLIN, Prof. Utami Widiati, menegaskan konferensi ini nyambung banget sama kebijakan nasional.

“Mulai 2027, Bahasa Inggris bakal jadi pelajaran wajib buat siswa SD kelas 3 sampai 6. Kehadiran Pak Menteri di TEFLIN 2025 ini diharapkan bisa kasih semangat buat kita semua,” katanya.

Menurutnya, teknologi dan AI jangan dianggap ancaman, tapi kesempatan buat bikin metode belajar lebih seru dan personal.

“Sekarang belajar bahasa Inggris tuh gampang banget dibanding dulu. Dengan AI, tenaga ajar bisa bikin pengalaman belajar yang fun dan sesuai tiap murid,” tambahnya.

Baca juga: Menkomdigi Resmikan AI Center Universitas Brawijaya Dorong Transformasi Digital

Hari Pertama Pembukaan, Keynote, dan Topik Keren

Hari pertama (8/10/2025) dibuka dengan keynote speech dari Prof. Gary Barkhuizen (University of Auckland, New Zealand) dan Prof. Ju Seong Lee (University of Hong Kong). Mereka bahas narrative inquiry dan Informal Digital Learning of English (IDLE) alias cara belajar bahasa lewat dunia digital santai.

Selain itu, ada Assoc. Prof. Dennis Alonzo (University of New South Wales) yang ngebahas Technological Progress and Social Resistance, plus Assoc. Prof. Hamamah dari UB yang nyorotin AI in ELT in Indonesia: A Critical Review of Innovation, Ethics, and Equity.

Baca juga: Fakultas Ilmu Budaya UB Gelar ISCS IV Seminar Internasional

Hari Kedua Menteri Pendidikan Jadi Keynote Speaker Utama

Nah, hari kedua (9/10/2025) jadi puncak acara karena dihadiri langsung oleh Prof. Abdul Mu’ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, sebagai keynote speaker utama. Beliau bawain materi Transformasi Pembelajaran Bahasa Inggris dan Pemuatan Deep Learning di Sekolah Indonesia. Prof. Mu’ti bilang, meskipun AI makin canggih, peran manusia dan budaya tetap gak tergantikan.

“Teknologi AI gak bisa ngerti bahasa daerah. Bahasa itu ada budaya dan nilai kemanusiaan di dalamnya. Jadi pendidikan nggak cuma transfer ilmu, tapi juga pembentukan karakter,” tegasnya.

Beliau juga ngasih kabar baik tahun depan bakal ada pelatihan tenaga ajar Bahasa Inggris di seluruh Indonesia!

“Tantangan kita adalah bikin pembelajaran yang menarik, mendalam, dan menyenangkan. Supaya anak-anak gak cuma ngerti grammar, tapi juga bisa ngomong dan nulis dalam konteks sehari-hari,” ujarnya.

Baca juga: Kampus UB Segera Dibangun di Kepanjen

Kolaborasi Global dan Semangat Inklusivitas

Rektor UB, Prof. Widodo, bilang kalau arah kebijakan ini disambut baik banget sama UB. Sementara itu, Dekan FIB UB, Sahiruddin, S.S., M.A., Ph.D, nyebut kalau Konferensi Bahasa Inggris Internasional TEFLIN 2025 ini jadi momen penting buat riset dan inovasi pengajaran bahasa.

“Kami pengin peserta bisa ambil inspirasi dari praktik terbaik para ahli dunia, dan bisa diterapkan di Indonesia,” katanya.

Selain itu, hadir juga pembicara internasional keren kayak Prof. Kyria Rebeca Finardi (Universidade Federal do Espírito Santo, Brazil), Prof. Young-Joo Jeon (Mokwon University, Korea Selatan), dan Assoc. Prof. Dennis Alonzo (UNSW, Australia). Event ini juga didukung lembaga top dunia kayak British Council, RELO, dan ALTI, dengan publikasi prosiding dan jurnal yang udah terindeks Scopus, SINTA, serta ISBN proceedings.

Baca juga: Polemik Royalti Musik, Akademisi FH UB Ingatkan Keadilan Hak Cipta

TEFLIN 2025 Bukan Cuma Konferensi, Tapi Gerakan

TEFLIN 2025 yang berakhir Jumat (10/10/2025) di Gedung Widyaloka UB ini bukan sekadar forum akademik biasa. Lebih dari itu, ini ruang kolaborasi global buat nunjukin bahwa pembelajaran bahasa di era AI tetap harus berpijak pada nilai kemanusiaan, budaya, dan inklusivitas.

Dengan semangat itu, UB dan para peserta konferensi berharap pendidikan bahasa Inggris di Indonesia bisa makin adaptif, modern, tapi tetap punya jiwa lokal yang kuat. Karena di balik semua teknologi canggih, nilai kemanusiaanlah yang bikin pendidikan tetap hidup. (dts/Humas UB/dny)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69