SUARAGONG.COM – Tim peneliti yang dipimpin oleh Zhou Yongfeng dari Institut Genomik Pertanian Shenzhen, yang merupakan bagian dari Akademi Ilmu Pertanian China, telah mengembangkan metode baru untuk pemuliaan anggur dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI). Temuan ini mengubah cara tradisional dalam memproduksi varietas unggul anggur, yang biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Secara tradisional, biji anggur memerlukan waktu sekitar tiga tahun untuk tumbuh dan menghasilkan buah, sementara pengembangan varietas unggul dapat memakan waktu lebih lama. Namun, metode baru ini berhasil memperpendek siklus pemuliaan dan meningkatkan akurasi prediksi hingga 85 persen. Dengan pendekatan ini, efisiensi pemuliaan dapat meningkat hingga empat kali lipat dibandingkan metode sebelumnya.
Zhou mengungkapkan harapannya agar penelitian ini dapat menghasilkan pemuliaan anggur yang lebih presisi, mempercepat inovasi varietas, dan memberikan referensi untuk pemuliaan tanaman perenial lainnya. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Genetics pada 4 November.
Untuk mencapai hasil tersebut, para ilmuwan menganalisis data genomik dan genetik yang sangat besar dan kompleks. Tim Zhou, yang telah berkecimpung dalam pemuliaan anggur sejak 2015, sebelumnya merilis peta genom anggur pertama yang lengkap pada tahun 2023 dan kemudian menyusun pan-genom anggur pertama yang dikenal sebagai Grapepan v1.0.
Baca juga : Angka Kelahiran Turun, China Luncurkan Survei Nasional
Dalam penelitian ini, tim memilih lebih dari 400 varietas anggur yang representatif dari hampir 10.000 jenis untuk menyelidiki korelasi antara gen dan ciri-cirinya. Mereka melakukan analisis terhadap 29 ciri agronomik, seperti ukuran tandan, kandungan metabolit buah, ukuran buah, dan warna kulit buah, yang akhirnya mengarah pada pembuatan peta genetik anggur.
Dalam upaya menggali lebih dalam data genom untuk mendukung pemuliaan, para peneliti memanfaatkan teknologi pembelajaran mesin. Mereka mengembangkan model prediktif yang memungkinkan penilaian potensi genetik dari berbagai material pemuliaan secara cepat dan akurat. Dengan model ini, pemulia dapat dengan lebih baik memilih varietas unggul dan mengurangi biaya tenaga kerja serta investasi yang tidak perlu.
Saat ini, penelitian ini telah mendapatkan persetujuan untuk enam paten invensi nasional, dan para peneliti juga telah mengajukan satu paten internasional. (acs)
Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news