Tingkatkan PAD, Pemkot Surabaya Buka Lebar Peluang Investasi
Share

SUARAGONG.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berinovasi dalam mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui sektor investasi. Salah satunya dengan membuka peluang investasi di berbagai aset strategis milik Pemkot, mulai dari gedung Hi-Tech Mall, kawasan Taman Hiburan Rakyat (THR), lahan potensial, hingga sektor transportasi.
Optimalisasi Tingkatkan PAD, Pemkot Surabaya Buka Lebar Peluang Investasi
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengatakan bahwa potensi keuntungan berinvestasi di Kota Pahlawan sangat besar. Pemerintah menargetkan realisasi investasi sebesar Rp 42 triliun pada tahun 2025, dengan capaian Rp 7,9 triliun hingga triwulan II 2025.
“Investasi ini bukan hanya soal angka, tapi juga tentang bagaimana setiap investasi yang masuk harus bisa menggerakkan ekonomi warga Surabaya,” kata Eri, Sabtu (11/10/2025).
Menurutnya, sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi menjadi penyumbang terbesar investasi di Surabaya. Disusul oleh sektor perdagangan dan jasa, serta properti yang terus berkembang, terutama di kawasan Surabaya Timur yang dikelilingi banyak universitas dan area wisata heritage.
Baca Juag : TPKAD Award 2025 Surabaya Buktikan Ekonomi Makin Inklusif!
Investor yang Masuk Wajib Pekerjakan Warga Surabaya
Pemkot Surabaya juga menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam arus investasi. Setiap investor yang masuk diwajibkan mempekerjakan warga Surabaya, agar dampak ekonomi langsung dirasakan masyarakat.
“Silakan investasi sebesar-besarnya di Surabaya, tapi pastikan manfaatnya kembali untuk warga. Misalnya, hotel membeli sandal dan handuk dari UMKM lokal, rumah makan membeli sayur dari petani hidroponik warga Surabaya, hingga laundry rumah sakit yang dikelola warga,” tegas Eri.
Meski begitu, ia mengakui keterbatasan lahan menjadi tantangan tersendiri. Karenanya, Pemkot kini berfokus mendorong investasi di sektor jasa dan pengelolaan aset non-fisik, termasuk kerja sama dengan Pelindo untuk optimalisasi kawasan pelabuhan dan lahan parkir.
Data Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) 2023 menunjukkan capaian investasi Surabaya mencapai Rp 37,57 triliun, tertinggi dalam lima tahun terakhir. Realisasi tersebut didominasi oleh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) non-UMK sebesar Rp 20,28 triliun, disusul PMDN UMK Rp 14,32 triliun, dan Penanaman Modal Asing (PMA) Rp 2,97 triliun.
Khusus PMDN non-UMK, sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran mencatat nilai investasi tertinggi, yakni Rp 5,3 triliun atau 26,14 persen dari total investasi. Sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi menyusul dengan Rp 2,97 triliun (14,64%), serta hotel dan restoran Rp 2,12 triliun (10,42%).
Adapun PMA masih banyak berasal dari negara-negara Asia, Seperti :
- Singapura (Rp 1,08 triliun),
- Malaysia (Rp 556 miliar),
- Hongkong (Rp 305 miliar),
- Tiongkok (Rp 206 miliar), dan;
- India (Rp 198 miliar).
“Melihat tren yang positif ini, kami optimistis investasi di Surabaya akan terus tumbuh. Hal ini seiring dengan kemudahan layanan perizinan dan kepastian hukum yang kami berikan,” tutup Eri. (Wahyu/aye)