Tradisi Syukuran Gedang Sumberjo Ikon Baru Wonosalam
Share

SUARAGONG.COM – Jika biasanya Wonosalam identik dengan durian bido, kini Desa Sumberjo, Kecamatan Wonosalam, hadir dengan tradisi baru yang tak kalah unik. Warga desa ini kompak menggelar acara bertajuk Tradisi Syukuran Gedang Sumberjo sebagai wujud rasa syukur atas melimpahnya panen pisang.
Acara yang digelar beberapa waktu lalu itu sukses menarik perhatian lantaran menampilkan tumpeng pisang raksasa setinggi sekitar 10 meter. Ribuan pisang dari berbagai jenis disusun rapi hingga membentuk tumpeng megah yang berdiri kokoh di tengah acara.
Pisang Melimpah Jadi Inspirasi Tradisi Baru
Kepala Desa Sumberjo, Ismiatun, mengungkapkan hampir 90 persen warganya menanam pisang. Mulai dari pekarangan rumah, sawah, hingga kebun, semua ditanami pohon pisang. Kondisi tanah yang subur serta iklim sejuk di lereng Gunung Anjasmoro membuat tanaman ini tumbuh lebat dan berbuah melimpah.
Dari situ lahirlah ide untuk membuat Tradisi Syukuran Gedang Sumberjo.
”Selain sebagai ungkapan syukur, acara ini juga menjadi ajang memperkenalkan potensi pisang Desa Sumberjo,” tutur Ismiatun.
Dalam acara perdana itu, warga mengumpulkan sekitar 10 ton pisang. Sebanyak 8 ton dipasang sebagai hiasan tumpeng, sedangkan 2 ton lainnya ditata di bagian bawah agar bisa dibagikan.
Baca juga: Launching Hari Santri 2025 Semua Mata ke Jombang
Beragam Jenis Pisang dengan Cita Rasa Khas
Sumberjo dikenal sebagai salah satu sentra pisang di Jombang dengan luas lahan tanam mencapai lebih dari 30 hektare. Dari lahan ini tumbuh berbagai jenis pisang seperti rojo nongko, ambon kuning, kepok, susu, sri, santen, ulin, hingga masan.
Setiap jenis memiliki ciri khas masing-masing. Pisang rojo nongko misalnya, kerap diolah menjadi keripik atau getuk. Pisang ambon kuning banyak digemari sebagai buah meja karena rasanya manis dan lembut, sementara pisang kepok lebih sering dijadikan bahan gorengan atau olahan tradisional lainnya.
Ismiatun berharap, keberagaman ini bisa menjadi daya tarik tersendiri agar pisang Sumberjo dikenal luas, sama halnya dengan durian Wonosalam yang lebih dulu populer.
Baca juga: Harga Tembakau Jatuh, Petani di Jombang Utara Merugi
Dorong Perekonomian Warga Lewat Pisang
Selain untuk konsumsi pribadi, hasil panen pisang juga membantu meningkatkan perekonomian warga. Harga jual pisang di pasaran rata-rata Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per tandan, tergantung jenis dan kualitasnya.
Namun, harga yang masih relatif murah ini menjadi tantangan tersendiri. Melalui Tradisi Syukuran Gedang Sumberjo, pemerintah desa berharap potensi pisang Sumberjo lebih dikenal sehingga nilai jualnya bisa meningkat.
”Kami ingin ada perhatian lebih dari pemerintah daerah, bukan hanya dalam budidaya tapi juga pemasaran. Kalau harga bisa naik, otomatis petani lebih sejahtera,” tegas Ismiatun.
Baca juga: Molor Lagi Proyek Puskesmas Keboan Jombang
Tumpeng Pisang Setinggi 10 Meter Jadi Tradisi Baru Warga Sumberjo
Tradisi Syukuran Gedang Sumberjo dengan tumpeng pisang setinggi 10 meter ini diharapkan bisa menjadi agenda tahunan. Selain sebagai bentuk rasa syukur, acara tersebut juga diyakini dapat memperkuat identitas desa sekaligus menarik wisatawan. Dengan semangat gotong royong dan potensi alam yang melimpah, warga Sumberjo optimistis pisang bisa menjadi ikon baru Wonosalam di masa depan. (rfr/dny)