Type to search

Surabaya

Surabaya Bahas Transisi Energi Bangunan Gedung Hijau

Share
transisi energi bangunan gedung

SURABAYA, SUARAGONG.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali jadi tuan rumah forum bergengsi Knowledge Management Forum (KMF) 2025, yang berlangsung di Vasa Hotel Surabaya pada Selasa (28/10/2025). Acara transisi energi bangunan digelar di gedung bareng Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) dan Sustainable Energy Transition in Indonesia (SETI).

Topik yang dibahas nggak main-main soal transisi energi bangunan gedung, salah satu isu krusial di tengah perubahan iklim global. Melalui forum ini, para kepala daerah dari seluruh Indonesia diajak untuk berbagi ide, pengalaman, dan strategi soal bagaimana gedung-gedung di kota mereka bisa lebih hemat energi dan ramah lingkungan.

Bangunan Gedung Kontributor Besar Emisi Energi

Acara ini dihadiri sejumlah tokoh penting, termasuk Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI, Diana Kusumastuti, Direktur Eksekutif APEKSI, Alwis Rustam, serta beberapa wali kota seperti Illiza Sa’aduddin Djamal (Banda Aceh), Dedy Yon Supriyono (Tegal), dan Damar Prasetyono (Magelang).

Dalam sambutannya, Diana menyoroti fakta mengejutkan: sektor bangunan ternyata jadi penyumbang besar emisi karbon global.

“Menurut Badan Energi Internasional, sekitar sepertiga emisi sistem energi berasal dari sektor bangunan gedung, yaitu 26 persen. Dan dari operasional bangunan ini juga 7 persen berasal dari material konstruksi seperti semen, baja, dan alumunium,” ujarnya.

Ia juga menambahkan, hampir sepertiga konsumsi energi di Indonesia datang dari bangunan. Yang menarik, 60–70 persen di antaranya digunakan untuk pendingin udara (AC). Jadi, bisa dibayangkan betapa besar dampak yang bisa dihasilkan kalau sektor ini berhasil bertransformasi menjadi lebih hijau.

Baca juga: Pemkot Surabaya Apresiasi 68 Pemuda Berprestasi di Hari Sumpah Pemuda

Transformasi Bangunan Hijau, Bukan Sekadar Tren

Diana menegaskan, transformasi bangunan hijau dan cerdas bukan lagi pilihan, tapi keharusan. Dalam konteks transisi energi bangunan gedung, pemerintah daerah diharapkan punya lembaga atau sekretariat yang menangani sertifikasi bangunan hijau agar prosesnya lebih cepat dan terarah.

“Kami menargetkan Net Zero Emission pada 2060, dengan komitmen penurunan emisi sebesar 31,89 persen secara mandiri, dan hingga 43,20 persen dengan dukungan internasional pada 2030,” jelasnya.

Langkah ini diharapkan bukan hanya berlaku untuk bangunan pemerintah, tapi juga bisa diikuti oleh sektor swasta. Tujuannya sederhana tapi penting: mengurangi konsumsi energi dan mempercepat penggunaan teknologi pendingin hemat energi.

Baca juga: Surabaya Sabet Penghargaan BRIN Dashboard Satu Data Realtime

Kolaborasi untuk Wujudkan Kota Berkelanjutan

Selain soal teknis, forum ini juga fokus membangun kolaborasi antar daerah. Direktur Eksekutif APEKSI, Alwis Rustam, menegaskan bahwa kegiatan seperti ini bukan cuma ajang ngobrol, tapi wadah untuk mengubah kebijakan menjadi aksi nyata.

“Kegiatan ini sebagai platform untuk mengubah kebijakan menjadi kolaborasi aksi. Kami ingin menjadikan bangunan hijau bukan sekadar komitmen simbolik, tapi juga tulang punggung ketahanan iklim di kota-kota Indonesia,” kata Alwis.

Selain diskusi panel, para peserta juga dijadwalkan melakukan kunjungan lapangan ke beberapa RSUD di Surabaya. Tujuannya, melihat langsung bagaimana penerapan efisiensi energi di fasilitas publik.

Baca juga: Jatim-Jateng Kompak Majukan Ekonomi!

Roadmap dan Kebijakan Energi Perkotaan

Forum bertema “Menuju Kota Berkelanjutan Melalui Penerapan Transisi Energi di Bangunan Gedung” ini diharapkan bisa menghasilkan sejumlah rekomendasi strategis. Misalnya, percepatan dekarbonisasi di sektor bangunan dan penyusunan roadmap transisi energi perkotaan.

Tak hanya itu, rencana kerja (work plan) ke depan juga akan disinergikan dengan lembaga internasional seperti GIZ (Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit) melalui proyek SETI (Sustainable Energy Transition in Indonesia).

“Kita punya Rakernas APEKSI juga. Nanti akan kita sinergikan dengan program SETI supaya hasilnya lebih konkret,” tambah Alwis.

Baca juga: Benjamin Kristianto Salut Kebijakan Penghapusan Denda Penunggak Iuran BPJS Kesehatan

Harapan Dari Gedung ke Gerakan Nasional

Wamen Diana berharap forum seperti ini bisa jadi titik tolak perubahan nyata.

“Ini tidak hanya untuk gedung pemerintah, tapi harus menjadi gerakan nasional,” tegasnya.

Dengan regulasi yang kuat, teknologi yang makin efisien, dan kolaborasi lintas daerah, Indonesia punya peluang besar menuju masa depan yang lebih hijau.

Karena pada akhirnya, transisi energi bangunan gedung bukan cuma tentang infrastruktur tapi tentang gaya hidup, tanggung jawab, dan masa depan bumi yang lebih layak untuk generasi berikutnya.

Baca juga: Izin Tenda Hajatan Tutup Jalan di Surabaya Harus Lewat RT/RW dan Lurah

KMF 2025 di Surabaya membuktikan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari forum kecil yang berisi orang-orang berkomitmen. Melalui langkah konkret dalam transisi energi bangunan gedung, pemerintah daerah, lembaga nasional, dan mitra internasional bersama-sama membangun pondasi menuju Indonesia yang lebih efisien, hijau, dan tangguh terhadap perubahan iklim. (wahyu/dny)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69