SUARAGONG.COM – Saat ini, berbagai perusahaan di seluruh dunia semakin fleksibel dalam memberikan tunjangan cuti kerja. Tidak hanya untuk urusan keluarga atau kesehatan pribadi, kini cuti kerja juga mencakup aspek yang sebelumnya jarang diperhatikan, seperti “Cuti Pawternity” untuk merawat hewan peliharaan dan cuti kesehatan mental.
Cuti Pawternity di AS: Antara Dukungan dan Kontroversi
Di Amerika Serikat, konsep “Cuti Pawternity” mulai mendapatkan perhatian. Cuti ini memungkinkan karyawan merawat hewan peliharaan baru atau yang sakit, termasuk kunjungan ke dokter hewan atau pelatihan perilaku.
Sebuah rancangan undang-undang di New York City bahkan mengusulkan agar pekerja non-pemerintah dapat memanfaatkan hari sakit berbayar untuk keperluan medis terkait hewan peliharaan. Jika disahkan, kebijakan ini berpotensi berdampak pada jutaan pekerja.
Namun, usulan ini memicu perdebatan. Beberapa pihak mendukungnya sebagai langkah maju dalam memperhatikan kesejahteraan karyawan, sementara yang lain menganggapnya terlalu berlebihan. Ross Snyder, presiden White Tie Productions, mengungkapkan kekhawatirannya. “Menyisihkan satu atau dua jam untuk dokter hewan mungkin wajar, tapi mengambil cuti penuh untuk hewan peliharaan bisa menciptakan beban bagi tim kerja,” ujarnya kepada The Wall Street Journal.
India: Pet Leave dan Inovasi untuk Generasi Milenial dan Gen Z
Hal serupa juga diterapkan di India, di mana perusahaan teknologi memperkenalkan berbagai fasilitas inovatif untuk menarik dan mempertahankan karyawan muda, khususnya generasi milenial dan Gen Z.
Berdasarkan laporan The Economic Times, perusahaan teknologi di India memberikan “pet leave” serta cuti-cuti khusus lainnya seperti hari kesehatan mental dan waktu istirahat untuk keluarga. Langkah ini bertujuan menciptakan keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi, sekaligus meningkatkan produktivitas.
Sebuah survei oleh Deloitte India dan Nasscom menyoroti bagaimana tren ini berkembang di kalangan 200 perusahaan teknologi di India. “Dengan Gen Z yang memprioritaskan keseimbangan kehidupan kerja, kesehatan mental, dan pertumbuhan profesional, perusahaan harus menyesuaikan strategi mereka untuk menarik talenta muda,” tulis laporan survei tersebut.
Baca juga : Belgia Cetak Sejarah: Pekerja Seks Kini Punya Hak Cuti Hamil dan Uang Pensiun
Fokus pada Kesejahteraan dan Produktivitas Jangka Panjang
Selain cuti inovatif, banyak perusahaan juga mengintegrasikan program peningkatan keterampilan, mempromosikan keberagaman, dan memberikan kebebasan dalam pengaturan kerja, seperti fleksibilitas jam dan lokasi kerja.
Inisiatif ini tidak hanya bertujuan menarik karyawan, tetapi juga mencegah kelelahan serta mendorong produktivitas jangka panjang. Dengan langkah-langkah ini, perusahaan berharap dapat memenuhi kebutuhan generasi muda yang semakin mengutamakan kesejahteraan dalam pekerjaan mereka.
Pergeseran ini mencerminkan perubahan besar dalam budaya kerja global. Dengan memberikan ruang bagi kebutuhan personal karyawan, seperti perawatan hewan peliharaan atau kesehatan mental, perusahaan tidak hanya memperbaiki hubungan kerja tetapi juga membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Di tengah dinamika dunia kerja modern, langkah-langkah seperti ini menjadi bukti bahwa perhatian pada kesejahteraan karyawan dapat menjadi kunci keberhasilan perusahaan di masa depan. (acs)
Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news