Type to search

Malang Pendidikan

Trie Utami Dorong Diplomasi Budaya Borobudur di UB

Share
Trie Utami Paparkan Diplomasi Budaya Borobudur dalam Penjajakan PKS di Fakultas Vokasi UB

SUARAGONG.COM – Musisi sekaligus budayawan nasional Trie Utami hadir dalam agenda penjajakan kerja sama (PKS) antara Universitas Brawijaya (UB) dan Yayasan Padma Sada Svargantara. Pertemuan ini berfokus pada penguatan diplomasi budaya melalui riset rekonstruksi bunyi Borobudur, sebuah pendekatan yang selama beberapa tahun terakhir digaungkan melalui proyek Sound of Borobudur.

Trie Utami Paparkan Diplomasi Budaya Borobudur dalam Penjajakan PKS di Fakultas Vokasi UB

Dalam forum akademik tersebut, Trie Utami memaparkan kerangka strategis berbasis konsep 4R: Re-interpretasi, Re-konstruksi, Re-aktivasi, dan Re-vitalisasi. Ia menekankan bahwa diplomasi budaya hanya mungkin terwujud apabila bangsa mampu membaca kembali pengetahuan lama dalam bahasa zaman kini.

“Borobudur bukan batu. Ia adalah perpustakaan pengetahuan berisi suara alam, suara manusia, dan suara peradaban,” ujarnya, menegaskan bahwa candi ini penting dipahami sebagai bentang ekologi, kultural, sekaligus musikal yang menyimpan memori peradaban abad ke-8.

Konsep 4R yang dibawakan Trie memberi perspektif baru dalam diskusi.

  • Re-interpretasi dilakukan dengan mengkaji ulang relief dan simbol melalui pendekatan pengetahuan modern.
  • Re-konstruksi diwujudkan dengan pembangunan ulang instrumen musik kuno dari relief Karmawibhangga, Lalitavistara, dan Gandawyuha.
  • Re-aktivasi hadir melalui pertunjukan seni, pendidikan publik, hingga produksi konten.
  • Re-vitalisasi dijalankan dengan teknologi digital seperti ensiklopedia musik, virtual tour, hingga platform AR.

Kekayaan Bunyi yang Tak Dimiliki Siapapun

Menurut Trie, bunyi merupakan identitas yang kuat untuk diplomasi budaya. “Negara lain mungkin unggul teknologi, tetapi kita punya kekayaan bunyi yang tidak dimiliki siapa pun,” katanya.

Fakultas Vokasi UB menyambut positif kerja sama tersebut dan menyatakan kesiapan berkolaborasi dalam riset interdisipliner, kurikulum berbasis proyek, hingga penguatan ekosistem digital Sound of Borobudur. Penjajakan PKS ini diharapkan melahirkan roadmap bersama dalam pengembangan pendidikan, seni, serta riset diplomasi budaya Nusantara.

Trie menutup pemaparannya dengan pesan bahwa diplomasi budaya tidak hanya hidup di panggung, tetapi juga di ruang akademik dan teknologi. “Jika ingin dihormati dunia, hormatilah dulu suara-suara peradaban yang lahir di tanah kita sendiri,” pungkasnya. (Hms/UB/aye)

Tags:

You Might also Like