Type to search

Ekonomi Peristiwa

Trump Pertimbangkan Tarif Impor 15% untuk Negara Mitra Dagang

Share
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tengah mempertimbangkan kebijakan tarif impor baru untuk besar negara mitra dagangnya.

SUARAGONG.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan tengah mempertimbangkan kebijakan tarif impor baru. Yaitu Tarif Impor sebesar 15% terhadap sebagian besar negara mitra dagangnya. Langkah ini akan diberlakukan sementara selama 150 hari, menurut laporan Wall Street Journal (WSJ), Kamis (29/5/2025).

Donald Trump Pertimbangkan Tarif Impor 15% untukmu Negara Mitra Dagang Selama 150 Hari

Mengutip US News, Jumat (30/5/2025), sejumlah sumber menyebutkan bahwa kebijakan ini masih dalam tahap pertimbangan dan belum ada keputusan akhir dari pemerintahan Trump. Rencana ini juga masih menunggu hasil putusan pengadilan banding federal yang saat ini sedang meninjau legalitas tarif-tarif Trump sebelumnya, setelah sempat diblokir oleh pengadilan perdagangan.

Jika rencana ini disetujui, maka kebijakan tarif 15% tersebut akan menjadi bagian dari strategi perdagangan Trump yang semakin agresif menjelang tahun pemilu. Kebijakan ini diduga ditujukan untuk menekan negara-negara mitra dagang agar memberikan konsesi lebih besar dalam negosiasi bilateral.

Baca Juga : Elon Musk Tinggalkan Gedung Putih, Pergi dari Pemerintahan Trump

Ketegangan dengan Tiongkok dan Uni Eropa Meningkat

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengakui bahwa pembicaraan dagang antara AS dan Tiongkok saat ini mengalami kebuntuan. Ia menyatakan perlunya dialog langsung antar pemimpin negara untuk menyelesaikan masalah tarif yang berlarut-larut.

“Saya yakin kami akan mengadakan lebih banyak pembicaraan dengan mereka dalam beberapa minggu ke depan,” ujar Bessent seperti dikutip dari CNBC International.

Baca Juga : Trump Ancam Apple: Tarif 25% Untuk iPhone Produksi Luar Amerika

Tarif Kepada Berbagai Negara

Ia juga membuka kemungkinan akan ada panggilan telepon antara Presiden Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping, mengingat kompleksitas dan sensitivitas isu perdagangan ini.

Sementara itu, ketegangan juga meningkat antara AS dan Uni Eropa (UE). Trump sebelumnya telah mengenakan tarif 20% terhadap UE, yang kemudian diturunkan menjadi 10% untuk masa 90 hari sejak 9 April 2025. Namun, baru-baru ini, ia mengusulkan kenaikan tarif hingga 50% yang awalnya dijadwalkan mulai berlaku pada 1 Juni 2025.

Dalam unggahan di platform Truth Social, Trump menyebut telah menerima telepon dari Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, yang meminta penundaan pemberlakuan tarif. Trump pun menyetujui perpanjangan waktu hingga 9 Juli 2025.

“9 Juli merupakan hak istimewa bagi saya untuk memperpanjangnya,” tulis Trump.

Von der Leyen juga mengonfirmasi melalui akun X miliknya bahwa dirinya dan Trump telah mengadakan panggilan yang “baik”. Dan pihaknya membutuhkan waktu tambahan untuk menyelesaikan kesepakatan yang adil.

Baca Juga : iPhone dan Samsung Terancam Kena Tarif Impor Baru Trump

Agenda Tarif dan Strategi Politik Trump

Kebijakan tarif telah menjadi senjata politik dan ekonomi utama Presiden Trump. Terutama dalam upayanya memperkuat posisi tawar AS di kancah global. Dalam berbagai pernyataan, Trump menyebut Uni Eropa dan Tiongkok sebagai mitra dagang yang “sulit dihadapi”, dan menilai pendekatan proteksionis dapat menguntungkan industri dalam negeri AS.

Dengan rencana tarif baru 15% yang berlaku 150 hari ini. Trump tampaknya kembali ingin menegaskan komitmennya pada kebijakan “America First”. Sekaligus menjadikan isu perdagangan sebagai poin kampanye utama menjelang Pilpres 2025.

Langkah ini diprediksi akan memicu reaksi keras dari negara-negara mitra dagang AS, serta menimbulkan potensi gejolak di pasar global. Sejumlah pengamat memperkirakan kebijakan ini bisa memicu perang dagang jilid baru jika tidak dibarengi dengan diplomasi yang intens. (aye)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *