UMKM Keripik Kota Probolinggo Dapat Support Besar
Share
SUARAGONG.COM – Sebanyak 50 pelaku UMKM olahan keripik dari berbagai wilayah Kota Probolinggo mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kualitas Produk. Dilaksanakan di Pendapa Kecamatan Kanigaran, Rabu (3/12/2025). Kegiatan ini dihadiri Wali Kota dr. Aminuddin, Wakil Wali Kota Ina Dwi Lestari, serta Penjabat Sekretaris Daerah Rey Suwigtyo. Kegiatan ini menunjukkan kuatnya komitmen pemerintah memperkuat UMKM sebagai motor ekonomi daerah.
Dukungan Besar Untuk UMKM Keripik Kota Probolinggo: Wali Kota Targetkan Jadi Ikon Nasional
Bimtek ini merupakan kolaborasi antara Pemkot Probolinggo dan Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah Provinsi Jawa Timur. Selama 2025, sedikitnya 280 UMKM telah mendapatkan fasilitasi melalui berbagai program pengembangan, mulai dari sertifikasi halal, hak merek, pelatihan IT entrepreneur, hingga inkubasi bisnis bagi 50 UMKM terpilih.
Dalam kesempatan itu, para pelaku UMKM olahan keripik menerima bantuan alat produksi seperti kompor gas, continuous benchtiller, spinner, dan baskom guna meningkatkan efisiensi dan kualitas produk. Bantuan ini diharapkan mampu memperkuat daya saing produk keripik, salah satu sektor unggulan Kota Probolinggo.
Potensi Besar UMKM Keripik
Wali Kota Aminuddin menegaskan bahwa Probolinggo memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pengolahan keripik nasional.
“Saya berharap 50 peserta ini suatu saat menjadikan Probolinggo sebagai ikon keripik di Indonesia. Bayangkan jika setiap hari 500 wisatawan dari Bromo membeli keripik khas Probolinggo, betapa besar dampaknya bagi ekonomi kota,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya inovasi rasa, legalitas usaha, kemasan profesional, sertifikasi halal, serta pemanfaatan Koperasi Kelurahan Merah Putih sebagai pusat penguatan usaha. Pemkot juga memastikan pembuatan NIB tetap gratis bagi UMKM.
Baca Juag : UMKM Ramaikan Malang Sportiva Festival
Pelatihan Teknik Industri
Materi pelatihan teknis disampaikan oleh Endang Tri Pudjiastuti dari P4S Intan dengan fokus pada teknik produksi. Termasuk pembuatan keripik pisang coklat dan aneka varian lain. Pelatihan ini dianggap krusial untuk memenuhi standar pasar yang semakin menuntut kualitas dan kebersihan.
Salah satu peserta, Fenty Dyah Sari (47) dari Wiroborang, menyampaikan optimisme usahanya usai mendapatkan pembinaan dan peralatan produksi. “Kami siap menjadikan Probolinggo sebagai ikon keripik. Bahan baku tersedia dan terjangkau,” ujarnya. (Aye/sg)

