Viral, Kabar PHK Massal Terpa Perusahaan Gudang Garam
Share
SUARAGONG.COM – Isu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal menerpa perusahaan rokok legendaris asal Kediri, PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Sebuah video pendek yang viral di media sosial memperlihatkan suasana perpisahan pekerja yang terdampak PHK.
Video Perpisahan Pegawai Gudang Garam yang Terkena PHK Massal
Dalam video tersebut tampak para karyawan berjabat tangan, berpelukan, hingga tak kuasa menahan haru. Momen itu langsung menyedot perhatian publik dan memicu rasa prihatin warganet.
“Ya Allah, kayak gini dibilang ekonomi baik-baik aja. Padahal puluhan tahun Gudang Garam memberi banyak ke ekonomi negara,” tulis akun @Karambiyamudo.
Ada juga yang menyindir janji pemerintah soal penciptaan lapangan kerja. “Pemerintah bukannya buka lapangan kerja malah bikin makin banyak pengangguran,” tulis akun @wetztgunk.
Bahkan komentar lain menyinggung target ambisius pemerintah, “19 juta lapangan kerja? 19 juta pengangguran yang ada,” cuit akun @Syafian.
Baca Juga :Hari Buruh 2025: Potret Buram Pekerja di Tengah Gempuran Impor dan PHK Massal
Belum Ada Klarifikasi Resmi
Hingga Sabtu (6/9/2025), pihak Gudang Garam belum memberikan pernyataan resmi terkait kabar PHK massal ini. Namun, video viral tersebut sudah terlanjur menjadi sorotan publik, di tengah kondisi ekonomi yang dianggap kian sulit bagi para pekerja pabrik dan buruh rokok.
Kinerja Perusahaan Merosot
Kabar ini muncul di saat kinerja Gudang Garam memang sedang dalam tekanan. Berdasarkan laporan keuangan semester I 2025 yang dipublikasikan di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 31 Juli 2025, perusahaan hanya membukukan laba bersih Rp117,16 miliar.
Capaian itu anjlok 87,34% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp925,52 miliar. Pendapatan Gudang Garam pun ikut menyusut menjadi Rp44,37 triliun, turun 11,29% dari semester I 2024 yang sebesar Rp50,02 triliun.
Analis menilai kombinasi kenaikan tarif cukai dan maraknya produk rokok murah jadi penyebab utama tertekannya kinerja GGRM. Situasi ini pada akhirnya berdampak pada efisiensi perusahaan, termasuk isu PHK yang kini mencuat.
Bagi masyarakat, terutama pekerja pabrik, kabar ini kembali menegaskan betapa rentannya kesempatan kerja di tengah ketidakpastian ekonomi nasional. (Aye/sg)

