Type to search

Cuaca Daerah

Gaes !!! Waspada, Ancaman Musim Kemarau Kedepan

Share
Waspada Ancaman Musim Kemarau Di Indonesia Kedepan

Nasional, Suaragong Gaes !!! Cuaca akhir-akhir ini semakin memanas seperti di Drama Korea. Hal ini Gara-gara Musim di Indonesia sedang dalam peralihan atau berubah dari Musim hujan menuju musim kemarau. Waspada kepada teman-teman semua karena akan ada ancaman kekeringan di musim kemarau nanti ini. Telah di Verified oleh  Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Dimana akan ada beberapa wilayah yang berpotensi alami kekeringan karena Musim kemarau kedepannya. Maka dari itu, BMKG perlu menggandeng berbagai pihak khususnya pemerintahan di daerah terkait untuk mengantisipasi ancaman musim kemarau.

“Laporan kepada Presiden perihal kondisi iklim dan kesiap-siagaan kekeringan 2024 sudah kami sampaikan agar mendapat atensi khusus pemerintah. Sehingga risiko dan dampak yang ditimbulkan dapat diantisipasi dan diminimalisir sekecil mungkin.” Ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Selasa (28/5/2024) Lalu.

Musim Kemarau Sudah Di Mulai

Beberapa daerah yang memiliki potensi kekeringan akibat Musim Kemarau ini antaranya : mayoritas wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sudah mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) sepanjang 21-30 hari atau lebih panjang. BMKG juga meelihat jika beberapa wilayah indonesia sudah memulai musim kemarau mereka, Terutama yang berada di jalur katulistiwa.

“Sebagian wilayah Indonesia sebanyak 19% dari Zona Musim sudah masuk Musim Kemarau, dan diprediksi sebagian besar wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara segera menyusul memasuki musim kemarau dalam tiga dasarian ke depan. Kondisi kekeringan ini saat musim kemarau akan mendominasi wilayah Indonesia sampai akhir bulan September,” paparnya.

Meninjau pada Laporan Pers BMKG, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan melaporkan beberapa hal terkait Anomali iklim. Hingga dasarian II Mei 2024, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudera Pasifik menunjukkan indeks ENSO sebesar +0.21 atau dalam kondisi netral. Kondisi indeks ENSO sudah berada pada level netral selama dua dasarian, dan diprediksi akan terus netral sampai periode Juni-Juli 2024.

Selanjutnya, pada periode Juli-Agustus-September 2024, ENSO Netral diprediksi akan beralih menuju fase La Nina lemah yang akan bertahan hingga akhir tahun 2024. Fenomena La Nina lemah ini diprediksi tidak berdampak pada musim kemarau yang akan segera hadir. Sedangkan di Samudera Hindia, pemantauan suhu muka laut menunjukkan kondisi IOD Netral namun ada kecenderungan beralih ke fase IOD Positif.

Potensi Wilayah Kekeringaan

Dari laporan data BMKG tersebut, dapat dikelompokkan beberapa wilayah daerah yang memiliki rentan hujan bulanan yang rendah sekitar 50mm.

  1. Sebagian besar Pulau Sumatra,
  2. Pulau Jawa,
  3. Kalimantan Barat,
  4. Kalimantan Utara,
  5. Bali dan Nusa Tenggara,
  6. Sebagian Pulau Sulawesi,
  7. Sebagian Maluku dan;
  8. Papua.

Maka dari itu, beberapa daerah ini perlu mendapatkan Attention lebih dari pemerintah maupun berbagai pihak untuk mitigasi dan antisipasi Ancaman dari musim kemarau ini. Selain itu, prediksi yang dibantu dengan pengamatan satelit, mengungkapkan adanya potensi keebakaran hutan yang juga harus diperhatikan saat musim kemarau.

Masih terdapat waktu sebelum memasuki Puncak Musim Panas. Belajar menganalisa dari data tersebut Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca, Tri Handoko Seto menyebutkan beberapa teknis sebagai antisipasi dampak kemarau. Diantaranya dengan menerapan teknologi modifikasi cuaca untuk digunakan dalam mengisian waduk-waduk sejumlah wilayah daerah yangt berpotensi kekering. Dimana akan dibantu oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Kementerian Pertanian Untuk memastikaan Komunikasi dengan masyarakat. Dimana nantinya dari hal itu, akan diarahkan kepada wilayah yang benar-benar terdampak. Selain itu, membasahi dan menaikkan muka air tanah pada daerah yang rawan mengalami karhutla ataupun pada lahan gambut.

Teruntuk Wilayah yang saat ini masih diguyur hujan, untuk dapat memanfaatkan secara maksimal. Segera simpan melalui tandon-tandon/ tampungan-tampungan air, embung-embung, kolam-kolam retensi, sumur-sumur resapan, dan lain sebagainya untuk mengatasi ancaman musim kemarau. untuk skala pertanian nantinya akan memperhatikan musim tanam yang dikoordinasikan bersama kementerian pertanian dan para penjabat di daerah. (Aye/Sg/Bmkg)

    Tags:

    You Might also Like

    3 Comments

    Leave a Comment

    Your email address will not be published. Required fields are marked *