Malang, Suaragong – Ini menjadi perhatian bersama agar lebih waspada terhadap kasus penyakit Tuberkulosis (TBC). Sebab, penyakit yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis ini bisa menular secara langsung melalui udara. Bahkan jumlahnya di Kabupaten Malang cukup tinggi dan beresiko kematian.
“Sumber penularannya bisa lewat percikan dahak dari orang yang terinfeksi kuman TBC,” kata Tri Awig Nami Astoeti Kabid P2P Dinkes Kabupaten Malang.”Bahkan, ini masuk pembunuh yang paling mematikan di dunia,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama Tri Awig melanjutkan, menurut data WHO dalam Global Report tahun 2021, Indonesia berada di peringkat kedua dengan kasus tuberkulosis terbesar setelah India.
“Dengan estimasi insiden sebesar 824.000 kasus atau 391 per 100.000 penduduk,” ujarnya.
Kemudian, Provinsi Jawa Timur sendiri merupakan provinsi yang menyumbang beban tuberkulosis terbesar di Indonesia. Maka dari itu, dalam rangka eliminasi TBC di tahun 2023, Jatim menargetkan ada penurunan angka kejadian TBC menjadi 65 per 100.000 penduduk.
“Dan menurunkan angka kematian akibat TBC menjadi 6 per 100.000 penduduk,” katanya. Kata Tri Awig, Kabupaten Malang merupakan salah satu kabupaten prioritas dalam program penanggulangan TBC di Provinsi Jawa Timur.
Sebagai wilayah prioritas penemuan kasus tuberkulosis, Kabupaten Malang memiliki target, pada tahun 2023 yaitu penemuan terduga TBC sebanyak 19.040 terduga. Kemudian, hingga akhir November ini, Kabupaten Malang telah menemukan sebanyak 28.073 orang terduga TBC atau 140,88 persen. Artinya itu telah melampaui target Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun ini.
Baca juga : dr Traveler RSMS Situbondo Beri Layanan Kesehatan Gratis
Akan tetapi, imbuh Tri Awig, dari 28.073 orang terduga TBC, masih 3.108 kasus temuan TBC yang telah diobati. “Masih kurangnya jumlah temuan kasus yang diobati ini dikarenakan beberapa faktor. Pertama, masih ada penderita TBC yang belum mengakses layanan untuk berobat,” katanya.
“Namun, beberapa upaya telah dilakukan Dinkes Kabupaten Malang untuk mengatasi kendala-kendala tersebut. Strategi akselerasi dan optimalisasi penemuan kasus dimulai dari melakukan surveilans penemuan kasus baik secara aktif masif maupun pasif intensif,” pungkasnya. (nif/man)
Comments 1