Malang, Suaragong – Dalam wawancara terbaru Reuters (5/5/2023), Geoffrey Hinton seorang ahli kecerdasan buatan mengatakan bahwa ancaman saat ini bukan lagi perubahan iklim, tetapi adanya kecerdasan buatan (AI). Geoffrey Hinton yang sebelumnya berkeja untuk Google mengemukakan resiko yang akan dihadapi masyarakat dan khususnya perusahaan lamanya (Google).
Google sebagai platform digital kedepannya akan dihadapkan dengan produk AI seperti ChatGPT dan Bard, dimana produk ini merupakan produk digital AI yang dapat mengumpulkan, menulis, mengerjakan berbagai macam kebutuhan manusia di platform digital.
Baca juga : Ganjar: Jangan Mudah Percaya Video Beredar, Bisa Jadi AI
Hal ini tentunya memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap platform digital lain, mengingat pengguna dengan mudah menuliskan perintah dan AI yang akan menyelesaikan.
Dilain sisi Kamala Harris, Wakil Presiden Amerika Serikat juga menghimbau berbagai platform digital tentang pentingnya keamanan, privasi dan hak-hak sipil khususnya didunia digital.
Dilansir dari Sputnik Globe, Kamala juga menegaskan bahwa platform digital juga bertanggung jawab akan peningkatan taraf hidup masyarakat secara etis, moral dan hukum.Isu privasi, keamanan dan hak-hak sipil pada AI semenjak meningkatnya penggunaan AI di berbagai platform.
Pengunaan AI saat ini yang kurang terregulasi mengakibatkan celah terjadinya pelanggaran privasi, keamanan dan hak-hak sipil. Hingga saat ini regulasi produk AI sendiri masih ‘digodok’ di forum dunia, mengingat AI sendiri masih bermanfaat kepada platform digital lain. (bil/man)