Dari Eduprime hingga BALSEM JUMBO Kota Probolinggo Menyala lewat Inovasi
Share

PROBOLINGGO, SUARAGONG.COM – Dalam upaya mendorong budaya inovatif di sektor pelayanan publik dan pendidikan, Pemerintah Kota Probolinggo kembali menggelar ajang tahunan Anugerah Inovasi Kota Probolinggo (Anvapro) 2025. Ajang ini menjadi wadah bagi perangkat daerah dan satuan pendidikan. Untuk berkompetisi secara sehat dalam menampilkan ide-ide kreatif yang aplikatif dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Semangat Inovasi dari Akar Rumput hingga Pemerintahan
Tercatat sebanyak 138 inovasi telah masuk ke Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (BAPPERIDA) Kota Probolinggo. Inovasi-inovasi ini berasal dari berbagai lini: dari tingkat sekolah dasar hingga perangkat kelurahan. Antusiasme peserta menunjukkan bahwa transformasi digital dan pelayanan publik berbasis teknologi bukan hanya dominasi kota besar. Namun juga telah menjadi bagian dari strategi pembangunan daerah di Probolinggo.
Menurut laporan Kementerian Dalam Negeri 2024. Peningkatan kualitas inovasi daerah menjadi salah satu indikator kunci dalam pengukuran indeks daya saing daerah. Kota Probolinggo tampaknya menjawab tantangan itu dengan serius.
Baca juga: DKUP Probolinggo Tawarkan 3 Lokasi Relokasi Baru Pedagang
Terbaik dari Satuan Pendidikan Eduprime Wirausaha hingga Pawas BOS
Kategori inovasi satuan pendidikan menampilkan sejumlah terobosan menarik. Juara pertama diraih SMP Negeri 9 Probolinggo melalui Eduprime Wirausaha. Platform berbasis Learning Management System (LMS) yang terintegrasi dengan kurikulum Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Aplikasi ini mendukung tema kewirausahaan melalui simulasi bisnis yang dapat diakses siswa secara daring. Menciptakan ruang belajar kontekstual yang relevan dengan dunia nyata.
Kemudian, SMP Negeri 5 Probolinggo menghadirkan SMART PLUS (Sedekah Buku, Mobile Library, Agen Literasi, Read More and Reward, Tahu dari Sinopsis dan Publikasi untuk Semua), sebuah ekosistem literasi berbasis komunitas sekolah. Tidak hanya memicu minat baca, SMART PLUS mendorong kolaborasi dan penghargaan terhadap budaya literasi.
Tak kalah menarik adalah PAWAS BOS dari SDN Sumbertaman 2, sebuah sistem pemantauan bantuan operasional sekolah berbasis web yang dikembangkan untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana BOS. Dengan sistem ini, tenaga ajar dan orang tua dapat mengakses data penggunaan dana secara real-time.
Baca juga: Rencana Relokasi Alun Alun Kota Probolinggo Picu Penolakan
Inovasi Perangkat Daerah dengan Sentuhan Kemanusiaan dan Teknologi
Sementara itu, dari sektor perangkat daerah, gelar juara jatuh pada Kelurahan Kedunggaleng, Kecamatan Wonoasih melalui inovasi BALSEM JUMBO (Bantuan Langsung Sembako Jumat Barokah). Program ini menyasar warga rentan secara rutin setiap Jumat dengan pendanaan partisipatif dari masyarakat sekitar. Menariknya, pendataan dilakukan secara digital untuk memudahkan akurasi penerima manfaat.
Posisi kedua ditempati Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) lewat AMIN SIGAPP (Asesmen Psikologis dan Konseling Sinergi Cegah Perkawinan Anak dan Pemberdayaan Perempuan). Program ini menyinergikan pendekatan psikologis dengan layanan konseling terpadu bagi remaja dan keluarga rentan risiko perkawinan anak.
Sedangkan Puskesmas Ketapang mengusung program Sekali Serbu TB, yakni kegiatan Seminggu Sekali Sedot Rumah TB dan Bersihkan Udara untuk Memberantas Tuberkulosis dengan UV Bokster. Kegiatan ini menjawab persoalan menahun tentang tingginya kasus TBC di kawasan padat dengan pendekatan medis dan teknologi filter udara berbasis UV.
Baca juga: Pemkot Probolinggo Tindak Lanjut Peretasan Akun Instagram Dinkes PPKB
Komitmen Pemerintah dalam Menumbuhkan Budaya Inovatif
Dalam sambutannya saat Penganugerahan Anvapro 2025 di Ruang Puri Manggala Bhakti, Selasa (17 Juni), Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin menyampaikan ucapan selamat kepada para pemenang dan menegaskan bahwa inovasi adalah bentuk kontribusi nyata terhadap pembangunan. Ia menambahkan.
“Inovasi tidak harus mahal atau kompleks. Yang penting adalah kebermanfaatannya dan dampaknya terhadap masyarakat.”
Wali kota juga menyoroti masih adanya perangkat daerah yang belum menunjukkan komitmen dalam berinovasi.
“Ketika ditanya soal laporan inovasi, masih ada yang nihil. Ini menyedihkan. Kepala perangkat daerah harus menumbuhkan iklim kerja yang mendukung kreativitas,” tegasnya.
Baca juga: Pemkab Probolinggo Benahi Kawasan Cagar Budaya Candi Jabung
Peran Strategis Bapperida dan Keterlibatan Multisektor
Kepala BAPPERIDA, Diah Sajekti Widowati Sigit, menjelaskan bahwa Anvapro bertujuan untuk mengapresiasi ide, mempercepat adopsi teknologi tepat guna, dan mendorong efisiensi birokrasi. Tahun ini, dari 83 inovasi yang lolos seleksi awal (55 dari perangkat daerah, 28 dari pendidikan), hanya 12 inovasi Probolinggo 2025 terbaik yang berhasil masuk final dan akhirnya dipilih 6 pemenang utama dari masing-masing kategori.
Diah menambahkan bahwa keterlibatan juri eksternal seperti akademisi dan tim independen sangat krusial dalam menjaga objektivitas penilaian. Selain itu, peserta Anvapro tahun ini juga melibatkan kelompok kerja kepala sekolah (K3S), lurah, dan staf perangkat daerah sebagai inovator utama.
Baca juga: Kota Probolinggo Perkuat Pendidikan Inklusif Melalui Pelatihan Tenaga Ajar
Harapan dari Lembaga Legislatif untuk Masa Depan Inovasi Probolinggo
Ketua DPRD Kota Probolinggo, Dwi Laksmi Syntha Kusumawardani, menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif ini. Ia meyakini bahwa kompetisi inovasi semacam ini akan memicu lahirnya kebijakan dan pelayanan yang relevan serta lebih responsif terhadap kebutuhan warga.
“Inovasi adalah kunci menjawab tantangan zaman. Anvapro telah menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari ruang kerja kita sendiri,” ujarnya.
Syntha juga berharap ajang ini bisa dikembangkan secara berkelanjutan dengan menambahkan kategori baru, seperti inovasi lingkungan atau inklusi sosial, agar semakin luas jangkauannya dan berdampak nyata. (duh)