SUARAGONG.COM – Tragedi Kanjuruhan menyisakan duka yang mendalam, pria paruh baya asal Kota Batu ini akan menuju Jakarta dengan mengendarai sepeda pancal, hal ini dilakukan oleh Miftahudin Romli (53) atau Bang Midun.
Bertujuan agar masyarakat tak melupakan Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 Aremania pada 1 Oktober 2022 silam. Midun sapaan akrabnya, berangkat dari rumahnya yang berada di Jalan Darsono Barat, Gang Asnari, RT 5 RW 10, Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu, Kamis 3 Agustus 2023.
Saat berpamitan nampak saudara dan tetangganya memberikan pelukan serta dukungan. Uniknya, sepeda pancal yang dinaiki sudah didesain sedemikian rupa, dilengkapi dengan replika keranda mayat yang tersambung di bagian belakang.
Keranda dimaksudkan sebagai simbol kendaraan semua manusia saat kembali ke Tuhan. Selain itu keranda juga menjadi simbol banyaknya korban yang meninggal dunia dan dibawa ke tempat pemakaman. Rute awal yang bakal dituju yaitu Stadion Kanjuruhan, berlanjut ke Stadion Gajayana, dan Stadion Gelora Delta Sidoarjo.
Kemudian mendatangi stadion-stadion yang berada di daerah Tapal Kuda seperti Lamongan, Tuban, Rembang, Pati, Kudus, Demak, Semarang, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Brebes, Indramayu, Karawang, Bekasi, dan Stadion Gelora Bung Karno Jakarta.
“Melalui sepeda ini saya ingin berekspresi supaya masyarakat tidak melupakan Tragedi Kanjuruhan. Target saya sampai Jakarta pada 17 Agustus nanti atau bertepatan dengan Hari Kemerdekaan,” katanya.
Saat ditanya apakah ada target nanti di Jakarta bisa bertemu Ketua PSSI atau petinggi negara? Midun menjawab tidak ada, hanya berharap aksinya bisa didengar oleh PSSI supaya tidak ada sepak bola rekayasa di negeri ini.
“Tidak ada target, intinya menyalurkan eskpresi serta bertemu dengan pecinta-pecinta sepak bola. Paling penting yaitu jangan sampai tragedi-tragedi yang sampai memakan korban jiwa dalam sepak bola terulang kembali,” tuturnya.
Pria yang bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Dinas Pariwisata Kota Batu ini memohon doa restu kepada semua pihak agar dirinya bisa menuntaskan misinya agar memberikan manfaat kepada semua pihak.”Mohon doanya agar saya diberi kesehatan, kelancaran, dan keselamatan.
Baca juga : Jadi Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Nasib Sekdin Ketahanan Pangan Pemkab Malang Diujung Tanduk
Saya tidak memaksakan diri, kalau capek atau tak kuat ya istirahat dulu. Misal nanti ditengah jalan saya sudah tak kuat dan ada yang sanggup melanjutkan, boleh saya persilahkan,” katanya.
Sementara itu istrinya, Nowo Dyah Sihkanti mengaku sangat mendukung yang dilakukan oleh suaminya. Selain suka berolahraga, suaminya juga pecinta sepak bola.
“Untuk perbekalan yang dibawa yaitu baju, peralatan sepeda seperti pompa angin, ban, dan sebagainya. Untuk dukungan materi dapat dari pemberian teman-teman serta biaya sendiri,” tutupnya. ( mf/man)
Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news