SUARAGONG.COM – Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada tahun 2023 menunjukkan adanya perubahan sikap di kalangan perempuan Indonesia terhadap pilihan untuk memiliki anak. Berdasarkan laporan tersebut, sekitar 8% perempuan di Indonesia kini lebih memilih untuk tidak memiliki anak atau “childfree.” Tren ini memperlihatkan fenomena baru dalam struktur keluarga di Indonesia yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, ekonomi, dan budaya.
Meningkatnya Tren Pilihan Childfree di Indonesia
Menurut kajian BPS, yang bersumber dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada tahun 2022, jumlah perempuan yang memilih childfree mencapai 71.000 orang atau sekitar 8% dari responden. Survei ini dilakukan kepada perempuan berusia 15-49 tahun yang pernah menikah, namun belum memiliki anak serta tidak menggunakan alat kontrasepsi. Artinya, mereka secara sadar memilih untuk tidak memiliki keturunan meskipun sudah menikah.
Keputusan ini menunjukkan bahwa pilihan childfree di kalangan perempuan Indonesia tidak hanya terkait dengan faktor medis atau kesuburan, melainkan merupakan pilihan yang dipertimbangkan secara matang. BPS juga mencatat bahwa fenomena ini mengalami peningkatan dalam empat tahun terakhir, yang mencerminkan perubahan signifikan dalam preferensi berkeluarga di Indonesia.
Faktor-faktor yang Mendorong Keputusan Childfree
Pilihan untuk tidak memiliki anak ini didorong oleh berbagai faktor. BPS mencatat bahwa perempuan yang memilih jalur childfree umumnya memiliki latar belakang pendidikan yang lebih tinggi, yang kerap membuat mereka menitikberatkan pada karier dan pengembangan diri. Latar belakang pendidikan ini juga memungkinkan mereka untuk lebih terbuka terhadap konsep-konsep baru, termasuk pilihan hidup tanpa anak.
Selain pendidikan, BPS juga mengidentifikasi faktor ekonomi sebagai alasan penting. Di tengah peningkatan biaya hidup, banyak perempuan yang merasa bahwa memiliki anak akan menambah beban finansial, sehingga mereka lebih memilih untuk childfree demi menjaga stabilitas keuangan. Lebih lanjut, gaya hidup dan orientasi seksual juga disebut sebagai faktor yang turut berperan dalam keputusan ini, dengan sejumlah perempuan yang merasa lebih nyaman menjalani kehidupan tanpa anak.
Baca juga : Kenapa Pilih Chilfree dan Apa Penyebabnya?
Dampak dari Childfree
Keputusan untuk hidup tanpa anak bukan hanya berdampak pada kehidupan individu, tetapi juga berpengaruh terhadap negara. Menurut BPS, dalam jangka pendek, tren childfree dapat mengurangi beban anggaran pemerintah untuk subsidi kesehatan dan pendidikan anak. Pemerintah dapat mengalokasikan dana tersebut ke sektor-sektor lain yang memerlukan perhatian lebih, seperti infrastruktur atau peningkatan pelayanan publik.
Namun, tren ini juga menimbulkan kekhawatiran tersendiri dalam jangka panjang. Dengan semakin banyaknya perempuan yang memilih childfree, bisa jadi di masa depan terdapat kekurangan populasi usia muda yang akan berdampak pada keberlanjutan angkatan kerja. Selain itu, dalam jangka panjang, negara mungkin perlu menanggung kesejahteraan perempuan yang memilih childfree, terutama pada usia lanjut ketika mereka tidak memiliki keturunan yang dapat mendukung mereka. (acs)
Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news