SUARAGONG.COM – Dekanat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) akhirnya memutuskan untuk mencabut pembekuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP.
Keputusan ini diambil setelah audiensi antara pihak Dekanat FISIP Unair dengan Presiden dan Wakil Presiden BEM, serta Kementerian Politik dan Kajian Strategis BEM.
Sebelum pencabutan pembekuan dilakukan, BEM FISIP Universitas Airlangga sempat dihentikan aktivitasnya karena memasang karangan bunga satire yang ditujukan kepada Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming. Namun, alih-alih menciptakan suasana “berbunga-bunga,” papan bunga tersebut justru menuai reaksi keras dari Dekanat FISIP Unair, yang menilai aksi tersebut tidak beretika.
Pembekuan BEM FISIP Unair diumumkan pada 25 Oktober 2024, dengan Presiden BEM, Tuffahati Ulayyah, mengonfirmasi berita tersebut pada hari berikutnya.
Apa Isi Karangan Bunga Satire BEM FISIP Unair?
Karangan bunga yang sempat viral di media sosial ini adalah bentuk “ucapan selamat” yang dilayangkan BEM FISIP Unair atas pelantikan Prabowo dan Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober 2024. Di karangan bunga tersebut tertulis: “Selamat atas dilantiknya Jenderal Bengis Pelanggar HAM dan Profesor IPK 2,3 sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang lahir dari rahim haram konstitusi.”
Karangan tersebut juga memuat foto Prabowo dan Gibran yang dihiasi bunga serta bingkai. Di bawahnya, tertulis gelar masing-masing, yaitu “Jenderal TNI Prabowo Subianto Djojohadikusumo (Ketua Tim Mawar)” dan “Gibran Rakabuming Raka (Admin Fufufafa).” Bagian bawah karangan bunga itu diakhiri dengan tulisan, “Dari: Mulyono (Bajingan Penghancur Demokrasi).”
Baca juga : Prabowo Larang Pejabat Pakai Mobil Dinas Impor, Instruksikan Gunakan Maung Pindad
Mendiktisaintek Minta Rektorat Unair Cabut Pembekuan
Sebelum Dekanat mencabut pembekuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Brodjonegoro telah lebih dulu menginstruksikan pihak kampus untuk menarik surat pembekuan tersebut.
Satryo menyampaikan pesan ini kepada Rektor Universitas Airlangga pada Minggu malam, 27 Oktober 2024. Ia menegaskan bahwa karangan bunga satire yang dilayangkan oleh BEM FISIP sebagai kritik terhadap pemerintah baru masih termasuk dalam koridor kebebasan berpendapat.
“Saya tadi malam sudah memberi tahu Rektor Unair supaya batalkan pembekuan BEM FISIP Unair, dan dia menyatakan siap,” ujar Satryo di acara Pameran Bulan Bahasa dan Sastra di Gedung Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta, sebagaimana diberitakan oleh Kompas pada Senin, 28 Oktober 2024.
Langkah ini menegaskan bahwa kebebasan berpendapat dan berekspresi tetap dilindungi selama disampaikan secara bertanggung jawab dan sesuai kaidah yang berlaku di negara demokrasi. (acs)
Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news