SUARAGONG.COM – Menurut data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, industri kosmetik mengalami lonjakan pertumbuhan sebesar 21,9%. Pada tahun 2022, tercatat ada 913 perusahaan kosmetik, namun pada pertengahan 2023, angka ini meningkat menjadi 1.010 perusahaan. Ini menandakan bahwa pasar kecantikan di Indonesia semakin menarik bagi pelaku industri, baik lokal maupun global.
Meski perkembangan ini membawa banyak keuntungan, seperti akses produk yang lebih terjangkau dan beragam bagi konsumen, serta peningkatan perekonomian, ada sisi gelap yang kerap tidak disadari oleh banyak orang. Tren cepat dalam industri kecantikan yang dikenal sebagai fast beauty kini menjadi perhatian. Siklus produk yang sangat cepat—dari inovasi, peluncuran, hingga tren yang silih berganti—memaksa perusahaan untuk terus memproduksi barang baru dalam waktu singkat.
Fast Beauty Sebagai Tantangan Baru
Seperti halnya fast fashion yang terkenal membawa dampak buruk bagi lingkungan karena limbah yang terus menerus dihasilkan dari produksi besar-besaran bahan yang tidak ramah lingkungan, fast beauty kini muncul dengan permasalahan serupa. Fenomena ini merujuk pada kecepatan produksi dan peluncuran produk kecantikan dalam waktu singkat, sering kali menggunakan bahan-bahan murah yang berpotensi merusak lingkungan dan mengorbankan makhluk hidup. Selain itu, fast beauty juga dikaitkan dengan eksploitasi pekerja, peningkatan limbah produk, dan kualitas yang sering kali diabaikan karena terbatasnya waktu untuk memastikan kualitas produk secara maksimal.
Baca juga : Fast Fashion dan Dampaknya Pada Lingkungan
Salah satu aspek yang menjadi perhatian dari fast beauty adalah bagaimana hal ini memengaruhi perilaku konsumen. Diskon besar-besaran dan promosi yang kerap dilakukan pada waktu-waktu tertentu, seperti saat flash sale atau peluncuran produk baru, sering kali mendorong perilaku pembelian impulsif. Akibatnya, banyak konsumen yang akhirnya membeli produk yang sebenarnya tidak mereka butuhkan, yang pada akhirnya menambah jumlah sampah dari kemasan produk yang digunakan.
Sebagai konsumen yang bijak, penting untuk tidak mendukung fenomena fast beauty dengan cara lebih selektif dalam membeli produk kecantikan. Salah satu caranya adalah dengan menghindari produk dari merek yang terlalu sering merilis produk baru dalam waktu singkat. Prioritaskan kualitas produk dengan memeriksa kandungan yang sesuai dengan jenis kulit dan kebutuhanmu. Jangan hanya tergiur oleh tren atau produk yang sedang viral di media sosial. (acs)