Malang Suaragong – Kerusuhan terjadi dalam duel final Sea Games 2023 antara Timnas Indonesia U-22 vs Thailand, di stadion Olympic Stadium, Phnom Penh.Adu jotos antar pemain dan official kedua tim, terjadi setelah gol ketiga Indonesia. Gol itu sendiri tercipta dari pemain pengganti Irfan Jauhari, di extra time.
Atau saat skor 3-2 untuk keunggulan Timnas Indonesia. Dugaan, adu jotos dipicu ledekan official Thailand, terhadap official Indonesia. Puncak emosi kedua kubu terjadi ketika Irfan, melakukan selebrasi. Manajer Timnas Indonesia U-22, Sumardji, tersungkur di pinggir lapangan karena dipukul salah satu oknum official Thailand. Wasit pun langsung datang dan menghentikan kerusuhan terjadi di pinggir lapangan.
Situasi pun berhasil dikendalikan. Kemudian wasit memberikan kartu merah untuk kedua tim. Untuk Indonesia, kartu merah diberikan kepada Komang. Untuk Thailand, kartu merah diberikan kepada kiper Timnas Thailand.Dalam keterangan pers, pelatih Timnas Indonesia, Indra Sjafri, menjelaskan kronologi keributan.
“Saya melihat hari ini seharusnya tidak terjadi (Keributan). Tetapi saya melihat waktu skor 2-1 menjadi 2-2 ada salah satu official Thailand, mengapa harus selebrasi ke kita. Jadi saya pikir hal ini yang tidak boleh dilakukan,” Indra Sjafri. Pelatih asal Sumatera Barat ini mengaku sudah meminta maaf kepada pihak official Thailand, soal keributan.
Awal Mula Keributan
Keributan berawal pas gol penentu Irfan Jauhari di babak perpanjangan waktu. Pemain dan official Thailand ngamuk dan bikin selebrasi provokatif di depan bench timnas Indonesia.
Bentrol di Pinggir Lapangan
Gak terima provokasi, adu mulut dan dorong-dorongan pun terjadi. Situasi makin panas sampe akhirnya pecah bentrok fisik. Pemain dari official dari kedua tim saling pukul dan tendang.
Manajer Timnas Indonesia Jadi Korban
Sumardji, manajer Timnas Indonesia, bahkan terjatuh dan dipukuli oleh official Thailand. Beruntung, keributan bisa diredam oleh petugas keamanan.
Akibat Keributan
Akibta keributan ini, dua pemain dari masing-masing tim, Komang Teguh Trisnanda (Indonesia) dan Soponwit Rakyart (Thailand), di kartu merah dan dikeluarkan dari lapangan. Selain itu, tiga pemain Indonesia dan empat official dari kedua tim dihukum oleh Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Hukumnya beragam, mulai dari denda sampe larangan bertanding.
Dampak Keributan
Keributan di final SEA Games 2023 ini mencoreng nama baik Indonesia dan Thailand di dunia internasional. Banyak pihak yang menyayangkan kejadian ini dan meminta agar tidak terulang kemabli.
Pentingnya Sportivitas
Sepak bola seharusnya jadi ajang persahabatan dan sportivitas. Keributan seprti ini tidak mencerminkan nilai-nilai luhur olahraga. Kita semua harus belajar dari kejadian ini dan bersama-sama menjaga sportivitas dalam sepak bola.
Beberapa Pertanyaan yang Masih Menggantung
- Siapa yang memulai provokasi?
- Apakah sanksi yang diberikan AFC cukup adil?
- Bagaimana agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali?
Keributan di final SEA Games 2023 ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua
Sepak bola seharusnya jadi ajang persahabatan dan sportivitas, bukan kekerasan dan provokasi. Mari kita bersama-sama jaga sportivitas dalam sepak bola dan tunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang berbudaya dan bermartabat. (riz/eko/dny)