Jakarta, Suaragong – Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan bahwa Unit Usaha Menengah, kecil, Mikro (UMKM) merupakan hal penting dimana memiliki konstibusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia yang berimbas pada basis perpajakan di tanah air. Namun dari peran dan dampaknya yang besar, UMKM sendiri masih belum dapat menembus ke luar yaitu ekspor.
Hal ini disebabkan, kendala pada akses pembiayaan UMKM yang belum optimal. Bila melihat untuk konstribusi UMKM terhadap total ekspor indonesia masih mencapai 5,8 persen. Sri Mulyani menjelaskan, sekitar 29,2 juta orang belum mampu mengakses pembiayaan.
Disisi lain, sudah 121,7 orang telah berhasil menerima pembiayaan baik melalui KUR, BPR, Lembaga Keuangan Khusus, BLU Pengelolaan Dana, serta P2P lending dari berbagai institusi lain.
“29,2 juta orang tidak mampu mengakses pembiayaan. Ini lebih karena akses itu adalah constrain atau masalah affordability. Ini dua hal yang saya harapkan BRI (dapat) melakukan penetrasi hingga ke akar rumput melalui BRILlink agent,” ungkap Menteri Keuangan dalam BRI Microfinance Outlook 2024, Kamis (7/3) kemarin.
ditambahkan oleh Menkeu, bahwa pemerintah akan berkomitmen untuk UMKM di tanah air. selain itu Menkeu menyebutkan bahwa diperlukan keterlibatan dan sinergi dari berbagai pihak. dukungan pemerintah nantinya akan menggunakan berbagi instrumen baik dari instrumen perpajakan maupun instrumen belanja negara dari APBN dengan berbelanja produk dalam negeri.
“Kita perlu untuk terus memperbaiki dan menajamkan berbagai policy dan juga instrumen serta intervensi yang kita miliki. Kalau kita terus bersinergi bekerja sama, saya yakin bahwa kita akan mampu terus menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi, namun makin inklusif, di mana kita akan terus memperbaiki dari sisi kesejahteraan dan pemerataan, terutama UMKM secara lebih cepat dan lebih kuat,” ujarnya.