Malang, Suaragong – Inflasi libur natal dan tahun Baru (Nataru) banyak disebabkan karena naiknya harga dan ketersediaan komoditas. Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang mulai melakukan pengawasan rutin pada stok komoditas yang ada di pasaran.
Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, menyampaikan bahwa pihaknya kini fokus untuk menjaga ketersediaan sekaligus bahan-bahan pokok. Usaha Diskopindag tersebut bukan untuk mengintervensi harga pasar, namu lebih pada pengawasan.
“Harga pasar kan tergantung pada penjual dan pembeli. Kita fokus untuk melakukan pengawasan. Upayanya menambah jumlah barang yang ada di pasar, sehingga nanti pemintaan bisa lebih kecil daripada jumlah barang. Itu untuk menurunkan harga barang,” ungkap Eko kepada wartawan.
Pihaknya, mengaku bahwa harga beras tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Dan untuk stok sembako di Kota Malang sudah mencukupi hingga bulan Desember-Januari. “Harga beras tidak mengalami kenaikan, kemudian stok juga mencukupi sampai bulan Desember-Januari, tidak perlu dikhawatirkan untuk sembako,”ujarnya.
Ia menyebutkan jika untuk harga cabai kemarin sudah mengalami penurunan. Dari harga Rp 80.000 dan sekarang sudah mengalami penurunan hingga kisaran Rp 50.000. Untuk benar-benar dapat mengendalikan inflasi, Diskopindag Kota Malang melakukan beberapa aktivitas seperti melanjutkan giat Pasar Murah yang sudah digelar pada bulan-bulan sebelumnya.
Selain itu, operasi pasar juga terus digencarkan. Diskopindag Kota Malang rutin melakukan operasi pasar dalam satu minggu sekali. “Upaya untuk pengendalian inflasi ada Pasar Murah, operasi pasar, itu yang harus dilakukan. Kami selalu mengadakan operasi pasar seminggu sekali,”imbuhnya.(fat/man)