Gaes !!! Empat Pemuda Malang Jaga Eksistensi Kamera Analog, ada Jasa Cuci Film
Share

Malang, Suaragong – Dalam beberapa tahun terakhir, minat masyarakat kembali menggunakan kamera analog meningkat. Hal itu dilihat sebagai peluang bisnis bagi keempat pemuda di Kota Malang. Merekapun membuka usaha jasa cuci film dan scan foto.
Mereka adalah Yanuar Dwi Prakoso (32), Rian Rumlaklak (32), Gerardus Chandra (25), dan Alfons Gunawan (34). Keempat pemuda ini dipertemukan di komunitas lari dan memiliki hobi yang sama di kamera analog. Usaha rumahan yang didirikan dari tahun 2019 ini bernama Film Rahayu.
“Awalnya kami melihat banyak orang senang menggunakan kamera analog, tetapi tidak banyak tempat foto yang bisa cuci film atau bisa dibilang mulai tahun 2014 rata-rata di Kota Malang, sudah tidak ada lagi toko foto yang bisa cuci film, mungkin paling dekat harus ke Surabaya, ” kata Alfons.
Modal awal untuk mendirikan usaha tersebut adalah RP 11 juta dengan total 7 orang yang terlibat. Kemudian keempatnya nekat bermodal belajar dari forum dunia maya dan youtube.
“Nama Rahayu supaya tidak keminggris (keinggris-keinggrisan) kami mau sesuatu lebih lokal, rahayu artinya damai, juga bahasa jawa” katanya.
Untuk proses cuci dan scan satu rol film membutuhkan waktu sekitar tiga jam. Prosesi pencucian film dilakukan di ruang yang gelap. Rol film dimasukkan ke dalam suatu tabung kemudian diberikan tiga sampai empat jenis kimia khusus untuk pencucian.Untuk pencucian film bewarna membutuhkan cairan kimia dengan suhu hangat sekitar 38 derajat celsius.
Sedangkan, untuk warna hitam-putih dengan suhu 20 derajat celsius. Ia Mengatakan, orang-orang yang datang ke tempat cuci film dan scan foto mulai menurun tahun ini dibandingkan saat pandemi Covid-19. Kini setiap harinya rata-rata orderan untuk cuci film scan foto hanya tiga atau empat rol saja. Meski begitu, Alfons bersama tiga temannya merasa senang menjalani usaha tersebut.
Baca juga : Konsep Baru, Alun-Alun Tugu Kota Malang Bisa untuk Swafoto
“Ketika covid sehari 10 rol untuk cuci, pernah 22 rol, sekarang sehari seperempat atau sepertiganya. Tapi seru banget menurut saya prosesnya” katanya.
Mereka juga menyediakan rol film impor produk dari Amerika Serikat. Harga satu rol antara RP 115.000 hingga RP 185.000″Harganya terus naik, 2018 dulu harganya RP 55.000 sekarang RP 100.000 lebih.
Adapun yang menjual kamera bekas merk Fuji, Olympus, Minolta, harganya RP 175.000 sampai kami pernah menjual itu RP 2,8 juta” Katanya. (riz/eko)