Malang, Suaragong – Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, mengungkapkan jika angka inflasi di Kota Malang pada bulan Maret 2024, naik menjadi 0,66 persen (mtm), atau lebih tinggi dari nasional yang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,52 persen (mtm), maupun Jawa Timur sebesar 0,64 persen (mtm).
Menurut Wahyu kenaikan inflasi tidak disebabkan dari bahan pangan yang tidak kendali. Akan tetapi, karena adanya kenaikan tarif Rumah Sakit di Kota Malang, sesuai dengan Perda Provinsi Jawa Timur No 8 tahun 2023 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
“Jadi bukan karena pangan. Tapi karena kenaikan tarif dan itu ngefek ke inflasi. Tapi itu bukan dari Pemerintah Kota Malang. Kan itu di RSSA, itu Rumah Sakit provinsi”, serunya.
Selain itu, untuk harga beras mengalami penurunan seiring dengan relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) beras premium oleh Bapanas. Karena kami untuk beras ini telah melakukan kerjasama dengan Bulog untuk subsidi transportasi pendistribusian. Kemudian kami juga telah turun ke distributor untuk melakukan pengecekan harga agar tetap stabil,” ucapnya.
Dari jajaran Pihaknya menegaskan bahwa sudah berupaya dalam mengendalikan inflasi pada bahan pangan. Sementara itu, di Pasar telah memiliki Warung Tekan Inflasi Mbois Ilakes, dan Pemkot juga selalu mengelar operasi pasar murah dan gerakan pangan murah dan juga kerjasama dengan antar daerah juga dibutuhkan.
“Tentu kita akan selalu koordinasikan agar inflasi di Kota Malang tetap terjaga, karena kita juga punya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Kita juga akan kerjasama antar daerah, terutama jika harga pangan daerah lain lebih murah, maka kita akan ambil di sana. Kemudian kita jual lagi disini,”terangnya (fat/man)
Comments 5