Malang, Suaragong – Kondisi kebutuhan dan stok pangan pada H+7 Lebaran ini terlihat dalam kondisi baik, hal ini, dijelaskan oleh Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat. PJ walikota Malang tersebut telah memastikan Stok dan harga kebutuhan pangan masyarakat Kota Malang di pasca Lebaran. Dijelaskan oleh Wahyu bahwa, stok pangan telah tersedia secara memadai sejak sebelum Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah. Selain itu menurutnya, langkah-langkah telah diambil untuk memastikan kelancaran distribusi bahan pangan ke masyarakat.
“Stok ada, semua siap. Karena kita sebelum Hari Raya Idul Fitri juga sudah memprediksi terkait kebutuhan-kebutuhan pangan yang nanti meningkat, dan lain-lain. Sehingga kami sudah turun langsung ke pasar, ke masyarakat untuk cek semua stok-stok kebutuhan pangannya,” terang Wahyu, saat dikonfirmasi pihak media, Rabu (17/4/2024) lalu.
PJ Walkot Malang, menegaskan akan tetap memantau beberapa komoditas pangan terkait ketersediaan stoknya sekaligus harganya. Hal ini dilakukan demi memastikan ketersediaan dan stabilitas bahan pokok di pasaran .
“Kalau sekarang, harganya yang akan kita intervensi terus. Kita akan cek lagi. Kalau sebelum Lebaran kan harganya tergolong masih terkendali. Makanya ini kita juga meninjau ke Pasar Madyopuro, kita akan melihat perkembangan harganya. Insyaallah dalam minggu ini kita akan cek lagi ke pasar-pasar lainnya,” tambahnya.
Perkiraannya terkait kenaikan harga sembako pasca Lebaran :
Wahyu juga mengungkapkan terkait perkiraannya terkait kenaikan harga sembako pasca Lebaran ini. Menurutnya, komoditas beras, telur, dan daging ayam masih akan mengalami kenaikan harga di beberapa hari usai Lebaran. Disusul dengan komoditi bumbu dapur seperti bawang merah, dan cabai.
“Tapi itu semua akan kami intervensi, mudah mudahan nanti akan stabil lagi,” jelasnya. Di sisi lain, Wahyu juga menyinggung terkait perkembangan angka inflasi di Kota Malang. Menurutnya, per 1 April 2024 kemarin, inflasi Kota Malang selama bulan Maret 2024 mencapai 0,66 persen, sedikit di atas rata-rata nasional dan provinsi.
Namun, ia menegaskan bahwa kondisi ini dipengaruhi oleh faktor Hari Raya Idul Fitri yang membuat pengendalian harga dan stok menjadi sedikit sulit dan fluktuatif. “Karena kenaikan inflasi ini juga bukan hanya terjadi di Kota Malang,” serunya.
Sebagai informasi, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mencatat, inflasi month to month (mtm) Kota Malang pada bulan Januari 2024 sebesar -0,23 persen atau mengalami deflasi, sementara pada Februari 2024, inflasi naik menjadi 0,50 persen, dan di bulan Maret berada di angka 0,66 persen, melebihi rata-rata nasional yang sebesar 0,52 persen.
Terkait hal ini, Pj Wahyu menegaskan, Pemkot Malang akan terus berupaya untuk menjaga stabilitas ekonomi dan ketersediaan pangan bagi masyarakat, terutama dalam situasi seperti Hari Raya yang memicu peningkatan permintaan. (fat/man)