SUARAGONG.COM – Rayakan hari jadi Pemkab Jombang ke-114, Dinas Pertanian Kabupaten Jombang gelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Agropreneur Tembakau. Dengan mengusung tema petani muda mudi. Membangun minat petani muda (milenial) dalam menjawab tantangan penerapan teknologi untuk menjaga keberlanjutan budidaya dan peningkatan produktivitas serta mutu tembakau di Kabupaten Jombang. Acara bertempat di alun-alun Jombang. Rabu (16/10/2024)
Bangun Minat Petani Muda, Dorong Produktivitas Tembakau Jadi Ikon Kabupaten Jombang
Tampak Hadir Pejabat Bupati Jombang Teguh Narutomo, Kepala Dinas Pertanian Jombang Much Rony dan peserta Bimtek Agropreneur Tembakau. Pejabat Bupati Jombang Teguh Narutomo ketika sambutan menyampaikan, Produksi tembakau di Kabupaten Jombang termasuk terbesar di Jawa Timur. Hal ini tentunya dapat dikolaborasikan untuk menjadi ikon di Kabupaten Jombang.
“Kita sudah membuat perencanaan tentang keberpihakan Pemerintah terhadap para petani. Dan menyepakati pemerintah terkesan punya visi sendiri dan kurang berpihak kepada petani. Khususnya petani tembakau sudah kita coba luruskan kembali, ” Ucapnya.
Teguh juga menyebutkan, akan banyak progam termasuk keberpihakan Pemda dalam meng-explor lebih lanjut. Serta meningkatkan kemajuan, dan bagaimana tembakau dapat menjadi icon Kabupaten Jombang yang lebih baik kedepan.
“Tujuan di gelar Bimtek karena Kita mempunyai visi yang sama, bagaimana petani mengexplor, dan menghasilkan tembakau yang semakin hari semakin lebih bagus, semakin unggul, dan menjadi icon di Kabupaten Jombang serta mempunyai nilai jual tersendiri, ” Paparnya.
“Mati Urip Nandur Mbako”
Lanjut Teguh, “secara umum kita akan lebih memaksimalkan keberpihakan Pemda pasti akan lebih bercondong pada pengembangan tembakau di Jombang menjadi lebih baik”.
Ditempat sama Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang Much Rony menyampaikan, petani tembakau di Kabupaten Jombang bukan sekedar komunitas biasa tetapi merupakan komunitas yang sudah mendarah daging. Dibuktikan adanya tagline yang berbunyi, mati urip nandur mbako (mati, hidup menanam tembakau).
“Dengan adanya tagline tersebut membuktikan bahwa, tradisi menanam tembakau bukan hanya sebagai usaha budidaya biasa tetapi sudah memiliki nilai budaya, ” Pungkasnya. (Ale)
Baca Juga : Gaes !!! Jombang Sambut Kirab Pataka Jer Basuki Mawa Beya