Suaragong.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya penurunan produksi beras Indonesia pada tahun 2024. Angka produksi beras diperkirakan mencapai 30,34 juta ton, turun 0,76 juta ton atau sekitar 2,43% dibandingkan tahun sebelumnya.
Penurunan produksi ini terutama disebabkan oleh menyusutnya luas lahan panen. Menurut Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar, luas panen pada tahun ini mencapai 10,05 juta hektare, turun 0,17 hektare dibandingkan tahun lalu.
“Penurunan luas panen paling signifikan terjadi pada periode Januari hingga April akibat dampak fenomena El Niño yang melanda pada semester kedua tahun 2023,” ujar Amalia dalam konferensi pers, Selasa (15/10).
Baca Juga : Gaes !!! Indonesia Tutup Pintu untuk Temu: Lindungi UMKM dari Ancaman
El Niño Menghambat Penanaman
Fenomena El Niño yang ditandai dengan peningkatan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik tengah dan timur, berdampak pada perubahan pola curah hujan di Indonesia. Kekeringan yang berkepanjangan akibat El Niño menyebabkan petani menunda penanaman padi sehingga luas panen pada periode awal tahun mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Meskipun pada periode Mei hingga Desember terjadi peningkatan luas panen, namun tidak cukup untuk mengimbangi penurunan yang terjadi pada awal tahun.
Jawa Tetap Dominasi Produksi
Jawa masih menjadi wilayah dengan kontribusi produksi beras terbesar di Indonesia, yakni mencapai 16,45 juta ton. Namun, wilayah lain seperti Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan juga memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap produksi beras nasional.
Ancaman terhadap Ketahanan Pangan
Penurunan produksi beras ini tentu menjadi perhatian serius mengingat beras merupakan salah satu komoditas pangan pokok bagi masyarakat Indonesia. Beberapa langkah yang perlu dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah ini antara lain:
- Peningkatan irigasi: Pembangunan dan perbaikan sistem irigasi untuk memastikan ketersediaan air bagi lahan pertanian, terutama di daerah yang rawan kekeringan.
- Pengembangan varietas unggul: Pengembangan varietas padi yang tahan terhadap perubahan iklim dan memiliki produktivitas tinggi.
- Asuransi pertanian: Memberikan perlindungan kepada petani dari risiko gagal panen akibat bencana alam.
- Diversifikasi pangan: Mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi pangan alternatif selain beras, seperti jagung, ubi, dan sorgum.
Penurunan produksi beras pada tahun 2024 menjadi alarm bagi pemerintah dan seluruh stakeholder terkait untuk segera mengambil langkah-langkah strategis dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional. Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan produksi beras dapat kembali meningkat dan kebutuhan pangan masyarakat terpenuhi.
Baca Juga : Gaes !!! Axioo dan Advan: Menggebrak Pasar Laptop Indonesia
Jangan Lupa ikuti terus Informasi, Berita artikel paling Update dan Trending Di Media Suaragong !!!. Jangan lupa untuk ikuti Akun Sosial Media Suaragong agar tidak ketinggalan di : Instagram, Facebook, dan X (Twitter). (Fz/Sg).