Batu, Suaragong – Ratusan warga tampak antusias berebut tumpeng ketupat raksasa di Alun-alun Kota Batu, Jawa Timur, ketupatan yang menjadi bagian dari tradisi menyambut Lebaran Ketupat 2024, Rabu (17/4/2024) Kemarin. Tumpeng Ketupat Raksasa ini menjadi bagian dari event yang digelar Dinas Pariwisata Kota Batu bertajuk ‘Grebeg Kupat Tumpeng Syawalan‘. Total ada sekitar 1.445 ketupat disusun menjadi tumpeng berukuran raksasa.
Sebelum sampai pada sesi grebeg kupat, tumpeng raksasa ini dikarak keliling terlebih dahulu dari garis start di Rumah Dinas Wali Kota Batu. Selain ketupat, peserta juga mengarak tumpeng hasil bumi lainnya seperti tomat, wortel, apel hingga sayur-mayur lainnya.
Sebelum digrebeg warga, tumpeng ini juga melalui proses didoakan oleh para tokoh spiritual. Kegiatan itu dihadiri oleh pejabat teras di Pemkot Batu dan Sekda Kota Batu Zadiem Efisiensi. Dimulai sore hari, kegiatan berlangsung lancar dan meriah.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Arief As Shidiq menuturkan jika event tradisi ini baru dilakukan untuk pertama kalinya. Ini sebagai komitmen pihak Pemkot Batu dalam menjaga tradisi leluhur Hari Syawal atau lebih dikenal dengan Lebaran Ketupat.
Ketupat dalam tradisi budaya Jawa memiliki makna filosofis untuk saling mengakui kesalahan dan memaafkan. Ketupat berasal dari istilah bahasa Jawa, yaitu ‘ngaku lepat’ (mengakui kesalahan dan laku papat, empat tindakan).
Tradisi ini diawali salah satu Wali Songo, Sunan Kalijaga yang mengawinkan budaya Jawa dan prinsip-prinsip Islam. ”Ini sebagai bentuk Nguri-uri budaya kupatan dalam tradisi Jawa yang telah dilakukan leluhur kita menjaga tali persaudaraan antar sesama,” terang Arief.
Ke depan, tradisi ini akan dijadikan event tahunan dengan melibatkan partisipasi masyarakt lebih luas lagi. Dengan begitu, di sisi lain akan menjadi daya tarik pariwisata tersendiri di kota apel tersebut. “Saya berharap di tahun-tahun depan event ini bisa digelar tahunan dengan lebih baik dan tertata lagi,” harapnya. (mf/man)