Malang, Suara Gong. Departemen Keuangan AS, sebagai pengawas dan otoritasnya mengutus Federal Reserve, dan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), menutup Silicon Valley Bank (SVB) California.
Departemen Keuangan mengambil tindakan untuk melindungi para nasabah yang panik menarik dana investasi karena runtuhnya Silicon Bank. Para nasabah berasal dari industri rintisan berbasis teknologi (startup).
Silvergate Bank, mengawali kejatuhan pada bulan Maret lalu. Meski industri kripto memiliki basis pelanggan korporat yang besar. Kini mereka sedang dalam proses menghentikan operasi dan melikuidasi bank.
Menyusul kolapsnya Silicon Valley Bank dan Silvergate Capital, regulator Amerika Serikat menutup Signature Bank. Upaya dilakukan bank terbesar di industri crypto ini sedang mencegah penyebaran risiko sistemik. Meskipun pemerintah AS, pada awalnya menentang bailout SVB dan Signature.
Trading crypto sebenarnya hampir sama dengan trading saham. Hanya berbeda objek transaksi berbentuk cryptocurrency. Cryptocurrency, nilainya bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Mata uang yang hadir dalam pasar mata uang digital itu juga dikenal dengan sebutan blockchain di kalangan investor pasar.
Bank Indonesia, melarang aset kripto digunakan sebagai mata uang atau alat pembayaran. Namun aset kripto umumnya dapat dijadikan sebagai alat investasi dan dapat diperjualbelikan.
Dalam industri crypto pemerintah AS pada awalnya menentang bailout kepada SVB dan Signature. Namun permintaan crypto meningkat dan jaminan otoritas keuangan tentang regulator setempat mengatakan, nasabah akan memiliki akses ke semua transaksi.
Trading crypto merupakan kegiatan jual-beli aset mata uang digital dalam dunia trading. Hal itu terjadi karena nilai fluktuasinya sangat tinggi dengan keutungan dan resiko yang maksimal.
Kejadian ini menegaskan kerentanan sistem perbankan di AS, pasca krisis keuangan 2008. Dampak lain yakni merebaknya kekhawatiran tentang risiko perbankan yang lebih luas dan menimbulkan keraguan.
Hal serupa terjadi pada era cheap money selama puluhan tahun, dengan risiko yang sangat rentan. Nilai-nilai mata uangnya bisa saja naik hingga ratusan persen tanpa ada batas. Hal ini tentu cukup menggiurkan bagi Anda yang ingin mendapatkan keuntungan dari trading crypto.
Namun, di balik semua itu ternyata ada risiko penurunan nilai yang tidak terbatas ketika melakukan trading crypto. (ind/eko).