Malang, Suara Gong. Candi Borobudur diperkirakan mulai dibangun abad ke delapan dan sembilan. Atau sekitar tahun 800 masehi pada masa pemerintahan dinasti Syailendra, beraliran agama Buddha Mahayana.
Sebagai candi Buddha, terbesar di dunia, Borobudur, merupakan tempat ibadah. Kemegahan candi ini karena ditunjang ukuran panjang sekitar 121,66 meter dan lebar 121,38 meter serta tinggi bangunan 35,40 meter.
Pada dindingnya terpahat mahakarya relief paling lengkap di dunia. Yang merupakan kekayaan budaya Nusantara berkisah tentang Buddha Gautama menjadi tiga tingkatan Kama, Rupa dan Arupadhatu. Sekedar diketahui, ternyata Candi Borobudur, berfungsi sebagai jam raksasa sebagai penunjuk waktu atau jam matahari. termasuk Tujuh Keajaiban Dunia
Pada tahun 1991, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Persekerikatan bangsa-Bangsa (UNESCO), menetapkan Candi Borobudur sebagai salah satu warisan dunia.
Puncak keramaian Borobudur, untuk keagamaan, adalah pada Hari Raya Waisak. Borobudur, juga menjadi destinasi para umat Buddha, termasuk para biksu dari Thailand, yang melakukan thudong atau jalan kaki dari Thailand sampai Borobudur.
Satu contoh perayaan Waisak pada Minggu (4/6/2023) lalu. Selain umat Buddha juga hadir wisatawan di Borobudur. Dalam kesempatan yang sama dilakukan kesepakatan Borobudur sebagai kawasan wisata religi. Kesepakatan itu ditandatangani Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Pariwsata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
“Tadi kita sepakat pengelolaan borobudur lebih terintegrasi, mana zona wisata, mana yang religi. Masing-masing akan memberikan perannya,” kata Ganjar dilansir dari laman resmi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.