Malang, Suaragong – Lahan pertanian Malang turun dari tahun ke tahun yang diakibatkan oleh naiknya angka urbanisasi yang makin pesat, salah satunya di Kota Malang. Luas lahan pertanian di Kota Malang yang tersisa saat ini adalah 985 hektare. Karena lahan pertanian Malang turun oleh sebab itu, agar kebutuhan pangan tetap dapat tercukupi, Pemkot Malang harus mengambil Tindakan untuk menambah pasokan beras dari luar, dan menerapkan urban farming.
Meskipun lahan pertanian menyusut, produksi padi mencapai 15.469 ton di tahun 2023 lalu. Hal ini disampaikan oleh Ahmad Sholeh selaku Kepala Bidang Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang.
”Itu karena produktivitas pertanian meningkat,” katanya kemarin (22/4/2024).
Jika biasanya satu hektare lahan pertanian bisa menghasilkan delapan ton, setelah proses penanaman dengan panduan yang benar hasilnya meningkat menjadi 10 ton.
”Cara lain meningkatkan produktivitas adalah dengan meningkatkan penanaman. Misalnya satu tahun yang awalnya satu kali produksi menjadi dua kali, tiga kali, bahkan empat kali,” tambah Ahmad Sholeh.
Selain itu,
Ahmad Sholeh juga mengambil contoh kasus pada tahun 2022 lalu lahan pertanian Kota Malang 994 hektare, akan tetapi jumlah produksinya hanya 14.096 ton, yang mana jumlah tersebut berkurang dari jumlah produksi rata-rata per tahun yang berada di angka 15.000 ton.
Jika dihitung dengan jumlah penduduk Kota Malang yang totalnya sekitar 800 jiwa, maka kebutuhan beras mencapai 40 ton per tahun, sehingga Pemkot Malang biasanya mengambil Tindakan untuk menambah pasokan beras dari Kabupaten Malang sampai ke Kota Blitar, agar kebutuhan pangan di Kota Malang tetap dapat terpenuhi secara merata.
Tak hanya itu, Pemkot Malang juga memberi motivasi kepada petani untuk meningkatkan Pola Indeks Pertanaman (IP) 400.
”Artinya, petani menanam padi dan memanen sebanyak empat kali dalam satu tahun pada lahan yang sama. Tujuannya meningkatkan produksi untuk meningkatkan ketersediaan beras dan penghasilan petani,” jelas Sholeh.
Pemkot Malang juga melakukan pendampingan pada petani seperti penggunaan pupuk secara tepat, pembangunan irigasi, perawatan tanah, perawatan tanaman dari hama, penggunaan bibit unggul, penyediaan bantuan, hingga pemberian alat dan mesin pertanian. (rfr)